Banjir menyergap Jakarta. Tentu saja itu bukan sesuatu yang baru. Tanggapan orang-orang pun sama sekali tak baru. Ada yang mengeluh karena kegiatan sehari-hari terganggu. Ada yang menyalahkan pemerintah. Ada yang menyalahkan kebiasaan buruk masyarakat membuang sampah sembarangan. Ada yang menghibur diri, kemudian membuat lelucon-lelucon. Kemudian muncul kaum pengkritik lelucon: orang susah kok dibikin lelucon! Di tengah hiruk-pikuk tanggapan-tanggapan itu, wajib dicatat pula beberapa nyawa yang melayang karena bencana ini.