Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen Pilihan

Mas Guru

19 Januari 2021   16:40 Diperbarui: 19 Januari 2021   16:52 293 9
Cahaya bulan menerobos genteng rumah. Bayangnya memantul di tatakan kandelar perak. Ayah biasa duduk bertelut di dekat situ, di sebelah lilin yang menyala, khusuk dan khidmat. Kedua tangannya mengatup rapat, dengan ujung jari menunjuk ke atas. Sebuah patung wanita, dengan tinggi tidak lebih dari satu kilan, persis di hadapan ayah seolah memperhatikan polah tingkahnya dengan senyum. Tentu saja, ayah tak pernah tahu akan hal itu. 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun