Pantai Losari Makassar pagi itu ramai sekali. Hari Minggu 21 Mei 2017 sedang ada acara Fun Walk yang diselenggarakan oleh kementrian ESDM dalam rangka kampanye “Potong 10 persen” yaitu menghemat energi dengan mengurangi penggunaan listrik. Saya dan beberapa teman blogger diundang untuk datang ke acara tersebut. Kami tiba di Makassar hari Jumat 19 Mei 2017.
Kawasan pantai Losari biasa digunakan untuk olahraga di hari Minggu. Area ini dijadikan car free day. Sering ada acara besar diselenggarakan di sini. Selain Fun Walk dari Kementrian ESDM, di bagian pantai yang lain ada acara yang diselenggarakan oleh sebuah provider. Sementara di bagian yang lain ada sekelompok orang sedang berzumba ria.
Di pinggir jalan banyak pedagang berjualan. Yang dijual adalah makanan kecil seperti crepes, sosis yang digoreng atau martabak mini. Makanan ini dijual di atas gerobak dorong. Orang-orang yang tak berolahraga memilih menemani anaknya membeli cemilan. Mereka berdiri di pinggir jalan sambil melihat para peserta Fun Walk melakukan jalan santai.
Jam baru menunjukkan pukul 8 pagi tapi cuaca sudah panas. Makassar panas sejak pertama kali saya datang. Matahari sangat ramah bersinar, apalagi saat jam 12 siang.. wuih panasnya benar-benar luar biasa. Bahkan saat malam pun panasnya masih terasa. Untung saya bawa semua koleksi kaos tangan panjang saya.
Alexa menutup acara Fun Walk saat matahari benar-benar di atas kepala. Mataharinya ada 3, begitu kata vokalis Alexa. Saya dan teman-teman sudah cukup berpanas ria dan langsung menyingkir dari pantai Losari. Tujuan kami adalah ke store KFC yang berlokasi di dekat pantai Losari. Kami mau minum floatnya KFC yang pasti seger banget diminum di saat panas begini.
KFC sudah tersebar hampir di seluruh Indonesia, saya bersyukur karenanya. Di tempat yang kita tak tahu rentang harga makanan di situ, lebih aman jika kita makan di restoran fast food yang harganya sudah pasti. Makanya kalau di bandara, saya akan cari restoran fast food karena soal harga dan soal kepraktisan pula.
Bukan hanya kami yang ingin KFC tapi puluhan orang-orang yang selesai berolahraga pagi juga. Antrian di kasir mengular panjang. AC di dalam toko nyaris tak terasa. Ketika tiba giliran saya, saya langsung bilang ke mbak kasir “Zuper Krunch satu”. Saya pesan menu baru KFC ini karena tak ingin terlalu kenyang makan. Jam makan siang sudah menjelang dan saya baru menyelesaikan sarapan jam 9 tadi. Perut masih setengah kenyang.
Ndilalahnya mbak kasir memberi jawaban mengagetkan. Zuper Krunch habis sejak semalam dan Zuper Krunch baru tersedia senin. Whattt.. masa seharian nggak ada Zuper Krunch. Saya tak akan menunggu Senin untuk makan Zuper Krunch karena saya akan balik ke Jakarta malam itu. Saya tanya ke mbak kasir kenapa Zuper Krunch bisa habis. Si mbak bilang yang habis adalah ayam untuk isi Zuper Krunch, harus nunggu pasokan dari pusat katanya. Lalu saya ganti menu, saya minta choccolate float. Si mbak kasir memberi jawaban mengenaskan lagi. Minuman dingin tidak ada karena es nya habis dan belum datang. Weealaahhh..
Store KFC Losari ini terdiri dari 2 lantai. Lokasinya berhadapan dengan pantai Losari. Semalam ketika saya dan teman-teman makan pisang epe di seberang store ini, kondisi di dalam store penuh pengunjung. Di lantai atas ada KFC café. Berharap dapat minuman dingin, saya dan teman-teman naik ke atas. Apa daya.. di sini minuman dingin juga tak ada karena esnya belum datang. Saya tepok jidat.. di lantai bawah es habis maka di lantai atas pasti habis juga tho, kan satu pasokan.
Ketika kami sedang ngerumpi untuk memutuskan mau beli apa, mbak kasir yang di lantai bawah mendekati saya dan bilang bahwa choccolate float sudah ada karena es nya sudah datang. Sungguh saya terharu. Si mbak kasir sampai mencari kami ke atas untuk memberitahukan soal es itu. Saya tanya ke si mbak kenapa bersusah payah mencari kami ke atas. Si mbak cuma bilang, ia melakukan itu karena tau kami masih di lantai atas. Mbak nya baik ya. Kekecewaan nggak bertemu Zuper Krunch terobati dengan segelas Chocolate float segar.
Setelah mandi di hotel, saya dan teman-teman angkat koper menuju bandara. Tapi sebelumnya kami mampir dulu ke toko oleh-oleh. Tiba di bandara jam 3 sore waktu setempat. Masih ada waktu untuk mengisi perut. Saya dan teman-teman makan di mana hayooooo? Yap.. KFC. Thank God ada KFC di bandara Sultan Hasanudin Makassar. Kenapa ke KFC? Karena harganya pasti, nggak khawatir harga mahal karena dibohongi.
Menu yang saya beli adalah Paket Winger dan Zuper Krunch. Thank God lagi..semua menu yang saya pesan tersedia. Jangan nuduh saya makannya banyak ya (padahal emang iya). Paket winger saya makan sebagai makan siang sementara Zuper Krunch akan saya bawa untuk makan di dalam pesawat. Saya terbang pas jam makan malam dan pesawat yang saya tumpangi tak akan memberikan makan malam gratis.
Paket winger adalah favorit saya karena harganya murah dan porsinya pas. Kalau pake Super Besar akan saya beli kalau saya benar-benar lapar. Ayam berukuran besar di paket Super Besar baru masuk ke perut saya kalau perut dalam keadaan kosong. Maklum ya.. perut saya kan imut.
Akibat delay, saya baru terbang satu jam dari yang dijadwalkan. Akibat delay ini saya absen nonton babang Valentino Rossi balapan di Le Mans Perancis makanya babang Vale jatuh kan (puk puk babang Vale). Saat mengudara, mbak pramugari membagikan sekantong kertas berisi roti dan air minum. Ya kan.. nggak dapet makan malam. Untung saya bawa Zuper Krunch. Saya makan Zuper Krunch dengan lahap saat penumpang di sebelah saya mengunyah roti dari pramugari.
Makanan sejenis burger adalah makanan praktis yang enak dibawa kemana-mana. Di tempat makan yang terbatas, seperti di kabin pesawat, makan burger tidak serepot makan nasi dan perlengkapannya. Zuper Krunch dari KFC adalah menu baru. As we know, KFC rutin mengeluarkan menu baru tiap 3 bulan sekali. Hal ini bertujuan agar konsumen KFC tidak bosan dengan menu yang itu-itu aja.
Zuper Krunch berbeda dengan burger pada umumnya. Yang membedakan adalah isinya. Jika di burger biasa ada daging sapi diselipkan diantara 2 roti maka pada Zuper Krunch daging ini diganti fillet daging ayam yang dibalur tepung garing KFC, tepung yang melapisi ayam KFC itu lho. Versi kecil dari fillet ayam lapis tepung garing ini ada di menu Chick’N Fillet.
Sementara roti untuk Zuper Krunch sama dengan roti yang digunakan untuk Chick’N Fillet dan Fish Fillet namun berukuran bulat dan lebih besar. Pelengkap Zuper Krunch adalah selembar keju dan selada dengan saos mayonaise. Hal lain yang membedakan Zuper Krunch dengan burger lain adalah Zuper Krunch ditempatkan dalam wadah kotak dari kertas. Harga sebuah Zuper Krunch nggak sampe 30 ribu (termasuk pajak). Saya sih lebih suka Zuper Krunch dibungkus kertas seperti burger KFC yang lain. Bungkus kertas mencegah isi burger tumpah jika ditaruh dalam keadaan miring. Bungkus kertas juga nggak makan tempat kalau dibuang. Tinggal remas-remas dan buang, kalo kotak kerdus kan nggak bisa diremas. Lagipula kertas pembungkus lebih murah daripada kotak kertas.
Apa bedanya makan Zuper Krunch di ketinggian puluhan ribu kaki dibandingkan dengan di darat? Nggak ada bedanya. Zuper Krunch tetap terasa nikmat walau saya membelinya 4 jam sebelumnya. Ayamnya tetap garing, rotinya tetap lembut dikunyah. Sayangnya saya nggak bisa tambah saos sambal karena jatah saos sasetan cuma satu. Rasa gurih dan manis bercampur di mulut saat saya mengunyah Zuper Krunch. Sungguh mengenyangkan dibanding sebungkus roti dari pramugari.
Zuper Krunch sah menemani 2 perjalanan saya. Tanggal 12 Mei 2016 saya juga memilih Zuper Krunch untuk makan siang ketika saya dan teman-teman kompasianer dari Jakarta sedang beristirahat di rest area Cipali. Kami sedang menuju Jogjakarta untuk mengikuti hajatan besar Kompasiana yaitu Indonesia Community Day. Siang itu cuaca panas, perjalanan menuju Jogja masih jauh, kami tak bisa berlama-lama berhenti di satu tempat, saya butuh makanan yang praktis tapi bergizi.. Zuper Krunch.