Mohon tunggu...
KOMENTAR
Nature

Bang Idin, Menanam Bambu Demi Anak Cucu

5 Januari 2012   07:53 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:18 1200 4

Ingin memulai tahun baru dengan kegiatan yang baik, inilah niat awal saya dan teman-teman di twitter yang saya kenal lewat aktivitas #SrudukFollow. Dari sekian banyak kegiatan yang tadinya diusulkan akhirnya kami memilih untuk melakukan penanaman pohon di hutan kota Pesanggrahan. Di twitter kami menamai program ini dengan tag #tanamsatupohon.

Sebenarnya kegiatan ini berlangsung dari tanggal 31 Desember 2011 hingga 1 Januari 2012. Rencananya malam tahun baru akan diisi dengan kegiatan refleksi diri di hutan kota yang sepi berteman suara kodok gitu. Cuma karena saya punya acara keluarga sendiri di malam tahun baru jadi saya baru datang ke lokasi pada tanggal 1 Januari 2012.

Hutan Kota Pesanggrahan adalah sebuah area dari beberapa bagian lahan yang diurus oleh kelompok tani Sangga Buana. Kelompok tani Sangga Buana adalah kelompok tani mandiri yang dipimpin oleh H. Chaeruddin yang akrab dipanggil Bang Idin.

Awalnya Bang Idin mengurusi kawasan kali Pesanggrahan ini seorang diri. Sebegitu “niatnya” Bang Idin menjaga kelestarian alam kali Pesanggarahan sampai tidurpun ia lakukan di pinggir kali. Omongan miring warga sudah biasa dia dengar tapi semuanya nggak dipedulikan Bang Idin.

Apa sih tujuan Bang Idin berbuat seperti ini? Sederhana saja, alam merupakan warisan orang tua yang patut dijaga, nantinya ala mini juga kita wariskan ke anak cucu kita, siapa lagi yang akan menjaga warisan ini kalau bukan kita. Sebuah niat sederhana yang tak bermakna sederhana.

Bang Idin melakukan semua ini ikhlas tanpa bayaran. Saat saya mempunyai kesempatan berbincang dengannya saya bertanya apa yang dilakukan pemerintah kita untuk membantu dirinya dan kelompok tani Sangga Buana. Ia bilang jangan mengharapkan uluran tangan pemerintah, kalau mengharap bantuan keburu mati tanaman di hutan, begitu katanya. Benar juga sih.

Toh banyak kok yang sudah memberi perhatian pada Bang idin dan kelompok taninya. Bang Idin malah sering diundang ke mancanegara buat berbicara tentang pelestarian hutan. Bahkan rencananya Raja Swedia dan Pangeran Arab Saudi mau mengunjungi beliau juga untuk sharing tentang pelestarian tanaman hutan. Keren kan.

Minggu siang itu saya dan teman-teman mengikuti Bang Idin menanam tanaman bambu di hutan kota. Berjalan menuju lokasi penanaman sungguh membuat saya tak menyadari bahwa saya ada di kota Jakarta. Betapa rimbunnya hutan ini. Kondisi gerimis saat itu membuat perjalanan kami makin nikmat. Sejenak saya melupakan suara bising knalpot yang biasa saya dengar (heran.. larinya ke knalpot lagi deh).

Namun efek dari gerimis dan hujan cukup deras yang mengguyur Jakarta beberapa jam sebelumnya membuat jalan tanah yang kami lewati menjadi licin. Saya sempat beberapa kali terpeleset. Untungnya nggak sampai jatuh terjengkang sih, padahal kalau ada yang jatuh terjengkang bakal di live tweet tuh sama teman-teman. Iseng deh. Kan malu kalo dilihat bang Rossi (halah).

Teman-teman yang tergabung dalam tag #SrudukFollow berhasil mengumpulkan dana yang digunakan untuk menyumbang 50 batang pohon bambu betung. Bambu jenis ini mempunyai pengakaran yang baik yang bisa mengikat tanah di sepanjang aliran kali Pesanggrahan. Dari info Bang Idin, Cina sebagai produsen bambu nomer satu dunia sudah mengalami kekurangan akan tanaman ini. Maka selanjutnya kita yang harus mengisi kekurangan pasokan tanaman bambu ini. Bambu merupakan tanaman yang bisa tumbuh sangat baik di Indonesia.

Kami yang hadir berkesempatan menanam tanaman bambu ini. Tak terkecuali saya, bangga juga rasanya bisa ikut menanam tanaman yang siapa tahu nantinya akan bisa di ekspor ke Mancanegara. Semoga tanaman bambu yang kami tanam kemarin tumbuh baik nantinya.

Sebelum kami pulang, Bang Idin memberi kami oleh-oleh tanaman Rosella. Anda tahukan tanaman ini? Bunga Rosella dipakai sebagai obat diabetes dan banyak penyakit lainnya. Saat kami bingung menatap tanaman Rosella yang akan kami bawa pulang Bang Idin malah bilang, “Lo pada gimana, orang korea aja jingkrak-jingkrak kalo gw kasih taneman”. Huahahahaha… maaf bang kami emang lola.

Akhirnya kami pulang dengan membawa banyak ilmu dari sosok yang ceplas-ceplos tapi sangat inspiratif. Buat saya sendiri, saya masih teringat dengan perbincangan saya dengan Bang Idin yang saat itu bertanya apa pekerjaan saya. Ketika saya katakana apa pekerjaan saya, Bang Idin bilang “Kok betah amat neng bikin kaya orang, kapan diri lo bisa kaya?”. Jleebbbb….

Note : ada beberapa hal yang saya ambil dari ekabees.blogspot.com

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun