Bukan hanya meminta Siska menjelaskan aksi ACT selama menangani para pengungsi dan keberadaan ICS, namun juga memfasilitasi persuaan setelah 3 tahun antara pengungsi Rohingya yang berada di Aceh dengan kakaknya yang berada Malaysia. “Iya, kita bantu mereka mempertemukan Muhammad Ismail yang masih dirawat di RS Cut Meutia Lhokseumawe dengan kakaknya Nurjanah yang ada di Malaysia, lewat video-call. Dan mereka meliputnya” jelas Siska, Rabu (1/7) silam
Justin Ong (36), Pengarah Program dari TV Channel News Asia mengungkapkan terima kasihnya atas bantuan relawan ACT. Ia menjelaskan program ini merupakan acara dokumenter bertema pengungsi Rohingya yang ditayangkan ke seluruh Asia. Tayangan dokumenter itu mengisahkan perjalanan etnis Rohingya mencari suaka hingga ke Thailand, Malaysia dan Aceh dengan segala bentuk kesulitan dan penderitaannya.
“Termasuk mengupas apa masalah sebenarnya yang terjadi di Myanmar dan bagaimana warga Aceh bisa membantu mereka. Kami harap orang akan melihat, dan tahu lebih tentang Rohingya,” jelas Justin. Mengenai kompleks shelter yang dibangun ACT, Justin mengungkapkan keterkejutannya melihat fisik shelter. Pihaknya tak mengira ACT menyiapkan kompleks shelter sedemikian rupa sehingga terlihat nyaman untuk ditempati oleh pengungsi.
“Ini (ICS) sangat memanusiakan pengungsi. Ada pelatihan lifeskill untuk menolong mereka berdikari juga. Jika tidak seperti ini (ada pelatihan pemandirian) pengungsi akan menikmati bantuan saja, tidak bisa menolong dirinya. Saya melihat ACT berusaha membangkitkan mereka dari keterpurukan,” tutur Justin menambahkan kesannya. Justin berharap semakin banyak bertemu NGO seperti ACT yang begitu totalitas membantu pengungsi Rohingya. “Saya kagum melihat para relawan ACT, yang tulus membantu mengurus pengungsi Rohingya ini.” (mhjr)