“Ini lokasi pengungsian paling tak bersahabat. Ada 100 ribu pengungsi di sini. Bagi warga Suriah, di sini bukan lokasi resmi yang direstui pemerintah Lebanon,” tutur Hamid, wakil mitra lokal Aksi Cepat Tanggap dalam distribusi logistik untuk 213 KK pengungsi Suriah, Selasa (30/6) lalu.
Ali menambahkan, seperti halnya para pengungsi Palestina yang tak diinginkan untuk tinggal menetap, formula pemulangan terus dicari untuk para pengungsi Suriah oleh pemerintah Lebanon. Pengungsi Suriah itu tinggal di tempat-tempat yang merupakan kamp penampungan yang seharusnya untuk warga Palestina, bangunan-bangunan yang sudah ditinggal, sekolah, peternakan maupun kandang hewan.
Bantuan dari rakyat Indonesia melalui ACT yang didistribusikan oleh Light Spring itu terdiri dari paket yang berisi beras, tepung, ‘adas, teh, gula dan lainnya. Paket-paket ini disalurkan di 5 titik di dalam kamp, yakni di Majd, Inma’, Nashr, Salam dan Arzah.
“Warga Suriah yang menerima bantuan ini mengatakan pada saya, ‘tolong sampaikan bantuan serupa untuk masa yang akan datang. Sebab hampir tidak pernah ada bantuan masuk ke sini karena kamp selalu dikepung oleh otoritas Lebanon’..,” ujar Ali mengutip pesan warga penerima bantuan. Senada dengan pengungsi, Hamid melalui lembaganya juga siap untuk mendistribusikan kembali jika bantuan dari Indonesia datang kembali. “Kami berharap ada bantuan lanjutan,” kata Hamid. (a.rahman)