Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Lubang-lubang Koyak Selimut Pucatku

29 Desember 2012   11:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:51 169 2

Mana jarum dan benang hitam itu, mana?
Jangan menghilang...lubang ini harus dijahit
Biar dulu tubuhku telanjang, nyalang dimakan matanya
Setelahnya biarkan tubuh ini memucat di bawah selimut tuaku

Aku tak mau ada lubang menganga disana
Hingga matanya menelisik masuk menakar rapuhku
Sudah kuberikan tubuhku, sudah...jangan lagi kau koyak
Perkenankan aku meratap dalam gelap hangat selimut usangku

Aku berdoa dalam takut memuncak dari dalam sini,
Jijik memeluk tubuhku sendirian...tak mampu terbeli
Sibuk mendamaikan dosa dengan doa,"Aku bukan siapa-siapa,"
Hanya selimut pucat ini tempatku bicara pada airmata usai terlacur

Rekatlah duhai lubang-lubang koyak,
Sembunyikan aku lagi sebelum mereka kembali membayar tubuhku
Biar kupanggil semua malaikat, "Aku lelah menyulam nista,"
Memucatlah bersama doa-doaku yang tak kunjung sampai, sembunyikan aku!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun