Pada beningnya kaca penuh tanya
Berharap ada hati untuk letihnya jiwa
Memimpikan peraduan rasa dari belukar maya
Kerap menelan satu puja dalam rayuan
Melenakan seluruh harap untuk akhir penantian
Bernyanyi dalam syair-syair sendu yang kepagian
Lalu berakhir pada langkah yang memanggil kesendirian
Kalian yang mencari cinta pada mereka
Mengawali cerita dalam himpitan paha
Terbius persetubuhan sebelum rasa
Dan menanya cinta, "Akukah miliknya?"
Teruntuk kalian yang terbunuh langkah,
Matilah untuk rasa cinta tanpa ikat, sekedar desah
Potong kaki-kaki kalian, jangan lagi menjamu gairah
Ketika pangkal paha terus dirajah, biarkan saja sepi bertingkah
__________________________________________________________
The small a part of Puisi Tambeng :
http://thedarknessofsatire.blogspot.com/2011/12/teruntuk-kalian-yang-terbunuh-langkah.html