Salah satu alasan utama mengapa generasi muda semakin meninggalkan partai politik adalah ketidakpuasan terhadap kinerja partai politik yang ada. Banyak generasi muda yang merasa partai politik hanya mencari kekuasaan dan tidak peduli sama sekali terhadap nasib masyarakat, terutama mereka yang berada di usia kerja. Politik sering kali gagal memenuhi harapan kaum muda dan menjadi bias terhadap keuntungan jangka pendek dan politik kekuasaan. Contohnya adalah janji-janji politik yang seringkali tidak ditepati, dan bahkan kebijakan-kebijakan yang berdampak negatif terhadap generasi muda, seperti tingginya angka pengangguran, tingginya biaya pendidikan, dan melebarnya kesenjangan ekonomi.
 Kalangan muda juga mempunyai kesan bahwa partai politik seringkali dikuasai oleh elite politik yang tidak transparan dan tidak peka terhadap realitas sosial ekonomi yang dihadapi masyarakat, khususnya generasi muda. Situasinya semakin buruk ketika para politisi lama ikut terlibat, karena mereka dianggap tidak peka terhadap keinginan dan kebutuhan generasi muda. Misalnya, partai politik sepertinya terjebak dalam rutinitas politik yang sama, lebih fokus pada dinamika internal dan kekuasaan dibandingkan menyelesaikan permasalahan yang dihadapi masyarakat, seperti kualitas pendidikan, kesempatan kerja, dan pemberdayaan ekonomi.
 Fenomena ini juga diperburuk dengan minimnya inovasi pendekatan politik di banyak partai politik. Kaum muda kini lebih terbuka terhadap bentuk-bentuk baru keterlibatan politik, termasuk melalui media sosial, aktivisme, dan gerakan sosial independen yang bebas dari birokrasi dan politisasi yang sering dikaitkan dengan partai politik. Mereka cenderung mendukung gerakan yang lebih langsung, fleksibel dan konkrit yang tidak bergantung pada partai politik untuk membawa perubahan.
Selain kekecewaan, ketidakpedulian juga menjadi salah satu alasan penting mengapa anak muda semakin menjauh dari partai politik. Banyak yang merasa bahwa politik itu terlalu rumit, tidak menarik, dan tidak relevan dengan kehidupan sehari-hari mereka. Ditambah lagi, tingkat kepercayaan terhadap sistem politik yang ada, termasuk partai politik, semakin menurun. Survei-survei yang menunjukkan rendahnya tingkat partisipasi politik di kalangan pemilih muda, baik dalam pemilu maupun dalam kegiatan politik lainnya, menjadi bukti konkret bahwa anak muda cenderung tidak tertarik dengan politik formal yang ada. Mereka lebih memilih fokus pada bidang yang lebih mereka minati, seperti pendidikan, karir, atau kegiatan sosial yang lebih langsung terasa dampaknya.