Sejak terbentuknya Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang merupakan perpecahan dari propinsi Sunda Kecil (Bali dan Nusa Tenggara), belum ada tokoh atau figur perempuan yang terpilih atau sekurang-kurangnya berani maju untuk menjadi pemimpin di NTT. Keadaan ini tentu tidak terlepas dari budaya patriarki yang mendominasi pola perilaku masyarakat NTT umumnya.
KEMBALI KE ARTIKEL