Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Rindu yang Belum Tuntas

16 Juli 2020   12:00 Diperbarui: 16 Juli 2020   11:59 137 1
Kongres kini telah usai, kebersamaan dengan segenap cerita, canda tawa, derita hingga rasa yang tercipta, TMII dan Monas seolah menjadi isyarat dua insan yang saling merindu kini bersua kembali,  aku ingat ketika kita melangkahkan kaki dari bis menuju pintu masuk monas,  dengan spontan kau berkata' "kk poto dulu" kau menoleh pada ku dengan senyuman manjamu.  

dengan segera diriku bernegosiasi dengan rasa maluku,  dan seolah terlihat percaya diri  berjalan bersamamu,  meski sekali lagi sorot mata di sekeliling kita terfokus ke arah kita,  dalam hati kecil berkata "bodo amat" ,,

bagiku inilah kesempatan untuk aku bisa mencairkan rindu lusuh membeku seperti batu,  inilah saatnya aku mengobati luka lama akibat jerit rindu setelah waktu yang lama memisahkan kita,  akupun terus berjalan bersamamu sembari ku tepis perlahan grogi dan sedikit gemetar yang coba merasukiku.

harus ku akui, aku merasakan Hal yang berbeda, bahagia terharu bercampur menjadi satu dan terus menerus meng acak acak hati yang rasanya sulit kuceritakan.

 hingga akupun berniat sebenarnya mengutarakan semuanya d depanmu, menceritakan segenap rasa yang terus meminta untuk d suarakan, ingin sekali hatiku menyampaikan aspirasinya bahwa di memang sungguh-sungguh mencintai dan merindukan sembari monas meminta monas menyaksikannya,  rupanya lagi" aku tak cukup pandai menepati permintaan hati,  mulutku kelu terpesona dengan wajah ayu dan senyum manjamu,  ingin sekali aku mengatakan secara langsung dan memperjls siapa aku, engkau dan kita.
 
Rasa apa sebenarnya yang sedang kurasakan.  TApi mnkin ibu kota tidak ingin mendengar itu, karena dia takut monas menangis dan baper. Heeeeeee,  

Maka hari ini ingin kupastikan sembari kau nikmati perjalanan panjangmu meninggalkan aku dan ibu kota, Maukah kau menjadi kekasihku???  Harus d jawab,

Jika jawabanmu tidak, biarkan aku menjauh darimu dan berusaha semampuku menyimpan rapi segenap rasa yang tercipta.
Biarkan aku menanggung semuanya,  lupakan aku dan anggap aku tak pernah ada.

Tapi jika jawabanmu iya, biarkan aku menjadi orang yang memang pantas menjadi imammu, aku akan berusaha lebih baik dan memantaskan diri, mengisi diri hingga pada akhirnya kita pantas untuk saling memiliki. Jarak kita memang jauh terpisah, tapi izinkan aku membuktikan bahwa memang layak aku untuk kau tunggu,  dan untuk sebenarnya ku buktikan bahwa laut itu tidak hanya luas tapi dia juga dalam dan menenggelamkan.

Terimakasih sudah menjadi bagian cerita dari hidup ku, dan aku berharap kelak kita bisa bertemu kembali dan menatap masa depan yang lebih pasti dalam ikatan yang sah,  di tempat yang sama Monumen Nasional (Monas) seperti poto diatas.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun