Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Antara Surabaya-Madura

19 April 2010   08:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:42 14 0

Dua daratan hijau terpisah
saling berpegang laut dan jembatan, menyatu
terpa angin menyamping, menembus kulit
awan mendung mengintip, mengawasi apa dibawahnya
langit mulai suram tampaknya, laut diam saja
terlalu bising, sampai tak bertuanKami masih menanti, tak tahu apa?
jalan hitam yang diramaikan
atau angin yang dihembuskan
Kami masih menanti, tapi apa?
kesetiaan tangan dan kaki
akan kebutuhan lahir batin

Pemuda bermata tajam yang cerdas
mimpinya menyeberangi batas
sorenya berwangi mimpi
ada disisi kami
kami masih menggerutu, terbaring
tak tahu apa nasib waktu...

Madura, 27 Nopember 2009

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun