Padahal yang namanya musim hujan di Indonesia setiap tahun sudah pasti terjadi, manajemen PT KAI-KCJ seharusnya mampu bekerja profesional antara lain mendeteksi gangguan yang seperti tak jauh berbeda dengan situasi tahun-tahun sebelumnya. Artinya, belum mempunyai sistem manajemen yang bersifat menekan kejadian serupa seminimal mungkin (zero accident) dengan tujuan memberikan kepuasan pelayanan kepada penumpang KRL.
Parahnya lagi, sistem informasi selalu saja terlambat disampaikan saat penumpang masih berada di stasiun keberangkatan. Andaikata sistem informasi yang konon sudah dikelola secara online system, persoalan ini dapat diatasi secara komprehensif dan cepat.
Patut disadari manajemen PT KAI-KCJ mengelola ribuan penumpang yang menggunakan KRL CL dari wilayah Jabodetabek. Nah, sistem informasi seharusnya dibangun lebih canggih dan real time yang berlaku di semua stasiun di Jabodetabek.
Jangan sampai kejadian seperti ini terus berulang pada setiap tahun. Ini menunjukkan manajemen PT KAI-KCJ bekerja tidak sungguh-sungguh untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. Bahkan ada kesan KRL Commuter Line sekarang tidak jauh berbeda dengan kondisi KRL Ekonomi di waktu lalu. Penumpang sangat padat, bahkan ada yang pingsan di dalam kereta, serta jadwal yang sering telat di samping fasilitas AC sering mati.
Tidak hanya itu. Manajemen PT KAI-KCJ terlihat hanya mengutamakan slogan seperti "Tempat Duduk Khusus Buat Ibu Hamil, Ibu bawa Anak, dan bagi Lansia", namun kenyataannya masinis, petugas stasiun dan Satpam KRL jarang mengumumkan dan bertindak untuk kepentingan umum. Announcer KRL tidak pernah mengumumkan hal-hal seperti ini, sementara ada pengumuman tertulis di pampang di dalam gerbong. Ini menunjukkan sosialisasi untuk mendidik penumpang sangat lemah sehingga jangan salahkan penumpang jika akhirnya ada penumpang yang bertindak sok jagoan di dalam gerbong KRL.
Hal lain yang patut diperhatikan pimpinan PT KAI-KCJ, adalah kebijakan menghidupkan kembali KRL Ekspres yang memberikan alternatif pilihan bagi penumpang, sebagai kompensasi atas amburadulnya pelayanan KRL CL selama ini. Dengan diberlakukan kembali KRL Ekspres setidaknya akan memberikan harapan kemajuan yang bersifat win-win solution. PT KAI-KCJ akan mendapatkan penghasilan yang lebih besar tanpa menaikkan tarif KRL CL yang berlaku saat ini, sementara penumpang mendapatkan pelayanan yang optimal, waktu cepat dan kondisi gerbong tidak terlalu penuh walau dengan harga tiket yang jauh berbeda dengan KRL CL. Itu semua pilihan konsumen yang memutuskan. Jangan gagasan positif seperti ini dimentahkan dengan alasan rel double track belum selesai, lantas kapan PT KAI-KCJ mau maju jika selalu berpikir skeptis seperti itu?