Makanan khas Purwokerto ini benar-benar membuat kangen siapa pun yang berkunjung di Purwokerto atau Wonosobo. Termasuk saya. Jika belum makan mendoan rasanya belum lengkap. Akhirnya kami pun memesan makanan khas Purwokerto itu saat kami berada di rumah makan.
"Ada yang panas Bu?" tanya teman karena mendoan yang di depan meja sudah dingin.
"Ada, saya gorengkan dulu ya Bu," ucap Ibu pelayan dengan ramah.
Beberapa menit kemudian tempe mendoan yang masih panas diberikan kami di atas meja.
Hem ingin rasanya segera mencicipi. Tanpa sadar saya menelan air liur. Tandanya ingin segera melahap tempe mendoan panas dan menggoda itu. Ada perbedaan dengan mendoan yang biasa saya buat.
Tempenya tampaknya tempe daun maksudnya tempe yang dibungkus daun. Kemudian mendoan ini warnanya putih tanpa ada pewarna dari kunyit. Selain itu mendoan ini cenderung tidak digoreng garing sehingga warnanya tidak menguning seperti mendoan yang ada di Ambarawa. Warna mendoan seperti belum matang dan agak lembek.
Rasanya juga gak terlalu asin dan tidak ada penguat makanan misalnya penyedap rasa. Inilah yang membedakan dengan lainnya.
Saya pun menyantap satu mendoan itu dengan lahap. Cukup satu saja karena kami harus menghabiskan soto Sukaraja.
Makanan ini ternyata banyak yang menjual di sepanjang jalan-jalan kota. Ada juga yang mentah. Bisa digoreng di rumah. Bahkan ada yang menjual dalam paket. Sudah ada tempe dan tepung bumbu.
Akhirnya rasa kangen dengan mendoan bisa terobati. Makanan ini pas disantap dengan sambel kecap. Walaupun saat itu kami santap dengan Lombok, rasanya tetap enak. Apalagi masih hangat. Alhamdulillah kami diberi kesehatan sehingga bisa merasakan nikmatnya mendoan Purwokerto.
Yuk jalan-jalan ke Purwokerto untuk bisa menikmati kota yang indah. Apalagi ada mendoan yang lezat.
Ambarawa, 10 Februari 2023