Seperti kemarin setelah ada acara makan bersama, kami berempat lewat tempat dijualnya serabi.
"Beli dong Buk?" ajak anak Ragil.
"Kan baru saja makan?" elakku.
Akhirnya kami tetap membeli serabi untuk dibawa pulang. Kami pun menepikan mobil sampai di depan kios nomor 9. Kios yang hanya menjual Serabi ini jumlahnya amat banyak. Ada yang mengelola sehingga kios bernomor dan harganya sama.
Saya dan kedua anak kami turun dari mobil. Lalu anak memesan dua bungkus dengan masing-masing berisi sepuluh serabi. Sesaat saya memperhatikan serabi yang berbentuk bulatan -bulatan kecil seperti apem ini ditata rajin di wadah bulat dengan kerudung plastik mengerucut ke atas.
Ibu penjual lalu menata serabi dalam mika bening. Warna serabi amat menarik, ada hijau, putih dan coklat. Hemm air liurnya rasanya ingin keluar. Ingin mencicipi langsung tetapi perut masih kenyang.
Tak lama kemudian ibu yang wajahnya cantik ini mengambil plastik untuk diisi kuah yang berwarna coklat. Kuah santan yang beraroma gula Jawa ini baunya menguar. Harum dan mengundang selera. Kami pun menikmati serabi di rumah.