Beberapa hari ini berita mengenai
"defisit 9 trilyun dana BPJS kesehatan" menghiasi media massa nasional bahkan menimbulkan urun rembuk di sana-sini mulai dari : Pemerintah, Civitas Akademika, Praktisi, Masyarakat hingga anggota Legislatif. Ramainya pemberitaan media nasional mengenai
defisit tersebut menjadi panggung tersendiri yang mengasyikkan bagi berbagai pihak untuk saling berdiskusi bahkan hingga komentar
netizen di media
online. Topik pembahasan yang berkembang pada perdebatan saat ini, ada yang menarik benang kusutnya menjadi beberapa penyebab antara lain:
- Pasien yang sakit dan berobat 80 persen kuratif hingga usulan program berikutnya agar masyarakat perlu didorong pola hidup sehat (preventif),
- Iuran anggota yang kecil dan tidak sebanding dengan biaya pengobatan sehingga perlu dinaikan iurannya,
- Ada yang berpendapat karena pemda (dinkes) kurang kontrol terhadap layanan rumah sakit di daerah dan menyerahkan semuanya ke pusat,
- Inefisiensi biaya operasional BPJS Kesehatan hingga tunjangan pegawainya yang kebesaran,
- Usul cukai rokok untuk tambal sulam defisit dan lain-lainnya.
KEMBALI KE ARTIKEL