Melihat kekalahan TIMNAS tadi malam, maaf dengan sebesar-besarnya saya menyalahkan WIM sebagai pelatih. Apa yang salah dengan WIM? saya rasa WIM tidak mengetahui kemampuan tiap pemainnya, terutama BP. Posisi BP tidak jelas, gelandang serang? bukan, penyerang? bukan, pengatur bola? bukan, tidak jelas BP sebagai apa. Kalau melihat Formasi yang digunakan sebenarnya sudah bagus, dengan pola 4-2-3-1 TIMNAS bisa membombardir pertahanan Bahrain. Tapi yang salah, kenapa WIM memilih BP untuk dijadikan gelandang serang dibelakang Gonzales (halah-halah, apa yang ada dibenak WIM?). WIM harusnya menempatkan BOAZ sebagai gelandang serang dibelakang Gonzales, posisi ini sudah terbukti sangat tajam ketika TIMNAS lawan Turkmenistan.
Semua pasti melihat kalau pertandingan semalam, tidak ada satupun serangan yang berarti, baik dari sisi kiri ataupun kanan, apalagi dari lini tengah. Lini tengah kosong melongpong, selalu terputus dikaki BP. BP bingung, apa mau mengumpan, giring bola sendiri, atau tendang sendiri (ini bukan kebiasaan dia sebagai penerima bola). Kalau WIM mau menggunakan formasi 4-2-3-1, WIM bisa posisikan Boaz dibelakang Gonzales, dan percayakan sisi kanan kepada Arif Suyono ataupun Irfan Bahdim. Boaz bisa lebih bekerja keras untuk mengambil bola kebelakang dan mengatur bola, dia lebih tahu apa yang harus dilakukan. Umpan, serang atau bawa sendiri.
Mudah-mudahan WIM membaca tulisan saya ini. semua berharap lebih untuk pertandingan selanjutnya melawan Qatar. WIM bisa belajar dari Riedl untuk mengetahui kemampuan pemain TIMNAS yang sebenarnya semua pemain sekarang semua pilihan Riedl.
Semoga TIMNAS kita LEBIH BAIK...
