Mohon tunggu...
KOMENTAR
Tradisi

Berkah Jelang Kupatan, dari Janur hingga Beras dan Ketan

28 April 2023   12:21 Diperbarui: 28 April 2023   20:14 1068 0
Siapa yang menyangka kalau tanggal selain 1 Syawal yang merupakan Idul Fitri ada hari lain yang ditandakan sebagai momentum pamungkas umat Islam di tanah Jawa khususnya di daerah Kudus? Rangkaiannya sendiri disambut sukacita hingga pasca hari pertama takbir berkumandang. Ternyata tradisi Kupatan yakni hingga hari ke delapan bulan Syawal menjadi penanda bahwa perayaan Idul Fitri masih kental terasa. Hari ke delapan itulah yang menjadi tanda pamungkasnya momentum Idul Fitri tersebut.

Tepatnya mulai H+2 Idul Fitri hingga hari ke tujuh, puluhan pedagang janur memadati trotoar jalur sepanjang mulai depan pasar Bitingan Kudus hingga ke arah barat kurang lebih 300 meter. Para pedagang ini menjajakan mulai dari janur, daun pisang, beras, ketan, kelapa, hingga tali untuk pengikat lepet dari utas bambu.

Mereka menjajakan dagangan tersebut lantaran di perayaan lebaran ketupat, masyarakat di sekitaran membutuhkan benda tersebut untuk membuat ketupat dan lepet.

Kenapa ketupat atau kupat selalu dibungkus dengan janur? Hal itu dikarenakan janur berasal dari kata Arab Ja'an-nur yang artinya telah datang cahaya. Bentuk fisik kupat yang segi empat ibarat hati manusia. Arti kupat sendiri adalah ngaku lepat yang berarti pengakuan atas kesalahan-kesalahan untuk menuju raga yang benar-benar fitri.

Sedangkan Lepet merupakan kependekan dari kata Silep kang rapet. Kalimat tersebut dalam bahasa Jawa 'lamintang rapet' yang artinya, mari kita kubur atau tutup  rapat.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun