Matanya tetap jatuh pada deretan makam. Rintik hujan yang jatuh ke atas pekuburan derainya terlihat memutih ibarat helai-helai jiwa yang terbang meninggalkan lelap tidur nan panjangnya. Lamat-lamat ia melihat sosok anak kecil berlari melewati makam. Dia berlari sambil merangkul dadanya sendiri yang seolah mengkerut tersedot dinginnya hujan. Anak itu melambatkan larinya ketika melewati dirinya. Dalam beberapa hembusan nafas, anak itu telah hilang ditelan hujan. Lehernya melilit mengikuti punggung kecil yang semakin lama semakin tersamarkan butir hujan.
KEMBALI KE ARTIKEL