Ayah seorang petani yang segenap cinta dan baktinya jatuh pada padi. Setiap pagi, pada saat aku masih terlelap tidur dibungkus selimut demi menolak gelisah angin subuh yang sangat dingin, ayah sudah jauh dari bilik bambu kamarnya. Kakinya yang tanpa alas telah membuat lukisan-lukisan tapak berjari lima pada pematang sawah yang basah, tangannya memastikan aliran air tidak tersumbat batu, atau dedaunan, atau ranting-ranting kayu.Â
KEMBALI KE ARTIKEL