Ibadah haji merupakan sebuah perjalanan spiritual yang tidak hanya menyentuh aspek ibadah, tetapi juga memiliki  tantangan fisik bagi setiap jamaah, dari awal hingga akhir, setiap rukun haji mengharuskan jamaah berada dalam kondisi fisik dan kesehatan yang prima agar dapat melaksanakan setiap rangkaian kegiatan dengan khusyuk dan lancar. Salah satu aktivitas awal yang membutuhkan kondisi fisik yang bugaradalah tawaf, di mana jamaah harus mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali, untuk memberi gambaran, jika tawaf dilakukan di lantai dasar, satu putaran kurang lebih sekitar  200 meter berarti total jarak yang harus ditempuh mencapai 1.400 meter, namun jika melaksanakan tawaf di lantai atas, jarak yang ditempuh menjadi 7.000 meter, karena di lantai 1 dan seterusnya 1 kali putaran Tawaf sekitar 1000 meter,  suatu jarak yang cukup menantang, terutama di bawah terik matahari yang menyengat untuk jamaah yang tidak terbiasa berjalan kaki. Setelah tawaf dilanjutkan dengan sa'i , yaitu berlari-lari kecil antara Bukit Safa dan Marwah yang juga menuntut stamina, dalam sa'i, jamaah harus berjalan sejauh 500 meter setiap kali, diulang sebanyak tujuh kali, sehingga total jarak yang harus dilalui adalah 3.500 meter. Tak ketinggalan adalah fase melontar jamarat , di mana jamaah harus berangkat dari tenda di Mina menuju tempat melontar  jamarat yang berjarak sekitar 2 kilometer, jika dihitung pulang pergi, jarak yang harus ditempuh menjadi sekitar 4 kilometer, semua perjalanan ini berlangsung di tengah cuaca yang  sangat panas dan melelahkan, memaksa tubuh untuk tetap bertahan.
KEMBALI KE ARTIKEL