Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Sherly Tjoanda dan Emansipasi Kepemimpinan Perempuan di Maluku Utara

23 Oktober 2024   09:45 Diperbarui: 23 Oktober 2024   09:58 328 3
Dalam sejarah panjang bangsa kita, kepemimpinan perempuan sering kali dipandang sebelah mata, terutama di wilayah yang masih sangat dipengaruhi oleh patriarki, feodalisme, primordialisme, kolano-isme, kabasarang-isme dan dan isme-isme negatif sejenisnya. Sherly Tjoanda Laos, ia tak hanya berdiri sebagai seorang perempuan yang mencoba bertahan, tetapi juga sebagai figur pemimpin politik yang berjuang menggantikan posisi suaminya yang telah wafat. Sebuah ikhtiar emansipatif yang tegas, penuh keyakinan, dan keberanian untuk meretas tembok-tembok tebal diskriminasi gender dan sosial. Kepergian sang suami mungkin telah meninggalkan duka mendalam, namun bagi Sherly, perjalanan politiknya tidak berakhir di sana. Ia memilih untuk berdiri dengan kepala tegak, melanjutkan visi yang dulu diemban bersama suaminya dan memperjuangkan hak serta harapan bagi masyarakat Maluku Utara. Dalam langkahnya yang mantap, ia tak hanya menghadapi tantangan politik, tetapi juga tembok patriarki yang begitu kokoh berdiri di hadapannya. Meski demikian, keadaan ini tak menjadi penghalang. Justru, Sherly menjadi simbol kebangkitan perempuan dalam dunia politik Maluku Utara yang selama ini didominasi oleh kaum laki-laki. Di tengah duka karena kehilangan sang suami, ia berkalang tekad untuk membuktikan bahwa perempuan dapat memimpin dengan keahlian, keteguhan, dan integritas yang sama—bahkan lebih besar—dari laki-laki.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun