Memahami sebuah kata atau frasa tidak perlu dilakukan dengan kepala tegang, hanya dibutuhkan jiwa tenang yang mudah paham. Teoritis itu manis, realistis terhadap makna itu bisa dibilang fantastis. Terkadang teoritis malah membingungkan, karena terlalu banyak gang-gang sempit yang harus dilalui untuk menuju pemahaman, realita maknalah dengan retorika sederhana menjadi solusi yang baik untuk kembali mencari makna yang tersesat. Prolog ini adalah singgungan pemaknaan HAM oleh manusia. Seharusnya dalam memaknai sesuatu, bukankah pemahaman yang benar sebagai titik tujuannya, bukan mengenai "cara pencarian makna".
KEMBALI KE ARTIKEL