Kendati gerak ISHG netral--tidak reaktif terhadap perombakan kabinet, pelaku pasar masih menanti arah kebijakan menteri baru di bidang ekonomi--Mendag.
Dinamika IHSG saat ini, masih dipicu oleh arah kebijakan moneter The Fed dan bank sentral negara utama yang cenderung hawkish. Kenaikan FFR dan tapering off.
Capital outflow masih dipicu oleh sentimen suku bunga  The Fed dan volatilitas ekonomi dunia. Setiap terjadi volatilitas 1%, akan berdampak pada tergerusnya valuasi aset.
Kendatipun demikian, susutnya surplus trade balance menjadi US$ 2,90 miliar (rilis terbaru BPS), akan mongoreksi emiten di sektor ekspor.
Pasalnya, volatilitas ekonomi dan perlambatan ekonomi di negara mitra dagang, akan menggerus permintaan ekspor asal Indonesia.
Namun tren commodity price yang masih tinggi, membuat trade balance tetap di posisi surplus hingga akhir tahun 2022. Kembali dibuka ekspor sawit dan palm oil, akan menambah bobot ekspor.
Kendatipun demikian, sikap watchfulness dengan menjaga pasokan domestik melalui instrumen DMO sawit, tetap diterapkan lebih ketat, dalam menjaga ketersedian bahan baku minyak goreng untuk domestic demand.
Mengingat, masalah minyak goreng adalah isu panas, karena berkaitan dengan kebutuhan esensial konsumsi  Rumah Tangga. Maka reformasi terhadap tata niaga pangan, ke arah ketersediaan pasokan, harus benar-benar dilakukan oleh Mendag yang baru.
Pemanfaatan dana BPDPKS untuk subsidi biofuel energy dengan bahan baku sawit tentu penting untuk EBT, tapi tak kalah penting mensubsidi harga minyak goreng agar mendekati harga keekonomian, tapi  tidak membebani rakyat kecil.
Windfall taxation dari ekspor sawit, termasuk pungutan bea keluar, bisa digunakan untuk mensubsidi minyak goreng untuk rakyat kecil.
Ketimbang dominan untuk biofuel energy, yang nota bene, hanya dinikmati segelintir cukong. Bukankah clean energy, juga menjadi tanggungjawab korporat? Jangan mau untung saja !
Dus, kendati perombakan kabinet Jokowi, menuai sinisme politik, harapan akan energi baru di sektor perdagangan dinantikan. Tentu pasar menunggu, apa  terobosan menteri perdagangan yang baru?