Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik Pilihan

Serial Pendek; Ahok Diantara Haji Lulung dan M Taufik

16 Maret 2015   08:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:35 416 1
Jakarta makin tak jelas, DPRD dan Gubernur DKI saling menyandera. Persoalan APBD DKI 2015 tak berujung. Gubernur Ahok mencurigai DPRD, bahwa ada dana siluman dalam APBD 2015. Gubernur Ahok dan DPRD, akhirnya saling menguliti (baca blog saya : http://lewotanahnubanara.blogspot.com/2015/03/serial-pendek-ahok-diantara-haji-lulung.html#more.)

Karena kecurigaan itu, Ahok keukeuh memberikan APBD versinya ke Mendagri untuk disahkan. Mendagri menolak APBD versi Gubernur Ahok, karena bukan hasil pembahasan dengan DPRD. Ahok lalu mendidih, meneriaki dewan maling.

Oleh DPRD DKI, Ahok dituduh melanggar UU, karena UU No 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara, mengharuskan RAPBD dibahas Pemda
bersama DPRD. Atas dasar UU ini, DPRD balik menuduh Ahok sewenang-wenang dan melawan UU. Mediasi Mendagri pun bubar, setelah kedua pihak terlibat debat kusir dalam rapat mediasi.

Underestimate yang terlampau keras terhadap DPRD, menyebabkan Ahok berang, ketika nomenklatur RAPBD diotak-atik DPRD. Bagi DPRD, itu sah-sah saja, ada ruang UU yang memberikan kesempatan DPRD memanfaatkan hak budgeting-nya.


Ahok menuduh DPRD membajak APBD DKI 2015 dengan melokalisasi kepentingan pimpinan DPRD dalam APBD 2015 hingga mencapai Rp.12,1 triliun. Anggaran Rp.12,1 triliun ini bagi Ahok dana siluman. DPRD berkilah, tak ada dana siluman, semua prosedural dibahas melelalui mekanisme. Anggaran itu muncul dalam nomenklatur APBD, berdasarkan kesepakatan SKPD Pemda DKI dan DPRD.


KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun