Membangun kepribadian cerdas, haruslah mulai di bentuk dan di programkan dengan baik serta di kelola juga dengan baik, Sebagaimana pesan yang cukup populer dari sahabat rosulullah ali bin abi thalib ialah : " Kebajikan yang tidak terorganisir, tidak di kelola dengan baik dapat dikalahkan oleh kebatilan yang terorganisir", artinya hampir di setiap aksi kebatilan selama ini yang kita lihat selalu terorganisir dan sistematis misalnya kasus korupsi di negeri kita.
Pada awal tahun depan yaitu 2024 kita akan menghadapi pemilihan umum (pemilu) tahun 2024 untuk memilih legislatif dari tingkat pusat sampai tingkat kabupaten dan kota seluruh Indonesia dan pemilihan dewan perwakilan daerah serta yang paling hangat di dalamnya termasuk pemilihan presiden Republik Indonesia.
Dalam pemilu tahun 2014 lalu Kandidat presiden Ir. Joko Widodo yang telah memimpin Indonesia sejak 2014 sampai saat ini dalam programnya mengusung revolusi mental, tentang warga Indonesia harus Kembali mengenal dan menjalankan karakter orisinil bangsa Indonesia yang santun, berbudi pekerti dan bergotong royong.
Membentuk kepribadian yang cerdas dan Berkarakter tidak bisa di lepaskan dari pentingnya membangun kesadaran budaya literasi pada generasi muda kita, literasi yang cukup akan menghasilkan generasi yang berkualitas dan memiliki kapabilitas dalam kepribadian dan tutur katanya.
Kemampuan literasi yang menjadi kebutuhan dasar akan berpengaruh dalam meningkatkan Indeks Pembangunan Pemuda atau biasa kita kenal dengan IPP, di tengah kemajuan zaman dengan hadirnya ratusan aplikasi sosial media membuat sebagian besar waktu yang dimiliki generasi Zillenial (Gen-Z) yang lahir antara 1997 - 2012 berada di depan Smartphone.
Tentunya ini peluang sekaligus ancaman bila tidak dikelola dengan baik, kesadaran literasi yang kurang, dan kemampuan literasi yang terbatas tentunya bahasa bagi Gen-Z, Sedangkan Social Media sudah menjadi kebutuhan dasar Gen-Z hampir mayoritas anak muda semuanya sudah memiliki smartphone yang di dalamnya banyak terdapat sosial media.
Ada dua aspek yang harus sama-sama kita perhatikan dalam membangun serta membentuk generasi muda yang cerdas, Kemampuan Literasi yang mempuni dalam upaya Akselerasi Memajukan negeri yaitu:
1. Moralitas
Moralitas adalah istilah yang sangat berkaitan dengan moral. Secara etimologis, kata moral berasal dari kata mos dalam bahasa Latin,bentuk jamaknya mores, yang artinya adalah tata-cara atau adat-istiadat. Moral adalah rangkaian nilai tentang berbagai macam perilaku yang harus dipatuhi.
Moral merupakan ajaran tentang baik buruk perbuatan dan kelakuan, akhlak, kewajiban dan sebagainya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, moral adalah baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya. Moral merupakan standar perilaku yang berlaku yang memungkinkan orang untuk hidup secara kooperatif dalam kelompok. Moral mengacu pada sanksi masyarakat apa yang benar dan dapat diterima.
Kata moral juga sering disinonimkan dengan etika, yang berasal dari kata ethos dalam bahasa Yunani Kuno, yang berarti kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, atau cara berfikir.
Menurut KBBI, moralitas adalah sopan santun, segala sesuatu yang berhubungan dengan etiket atau adat sopan santun. Moralitas adalah istilah yang menggambarkan nilai-nilai tertentu dari kelompok tertentu pada titik waktu tertentu. Kebanyakan moral tidak tetap. Mereka biasanya bergeser dan berubah seiring waktu.
Kebanyakan orang cenderung bertindak secara moral dan mengikuti pedoman sosial. Meski moral dapat berubah seiring waktu, moral tetap menjadi standar perilaku yang digunakan untuk menilai benar dan salah. Moralitas adalah istilah yang sering kali menuntut seseorang mengorbankan kepentingan jangka pendeknya untuk kepentingan masyarakat.
Pembangunan sumber daya Manusia (SDM) yang berkualitas tidak dapat di pisahkan dari Moralitas yang baik, hampir di setiap seminar kita selalu di ingatkan tentang pentingnya akhlak atau attitude yang baik, apalagi bangsa Indonesia memegang budaya ketimuran.
Apalah arti dari sumber daya manusia yang banyak dan pintar tanpa di imbangi dengan Moralitas yang berwawasan Pancasila, hari ini kita lihat ancaman kita yaitu krisis moral, bisa kita lihat banyaknya pejabat yang melakukan korupsi, ini sudah menjadi autokritik kita bersama kepada lembaga-lembaga negara yang di isi oleh pejabat atau pegawai negeri, banyak kita temui saat mau mengurus surat-menyurat dan lain-lain banyak yang mintak upeti atau lazim kita dengar istilah uang pelicin seolah sudah menjadi biasa saja dan menjadi tradisi dari waktu ke waktu yang belum dapat teratasi.
Kemampuan literasi dan kesadaran menjaga moral ini menjadi perhatian kita bersama, sebagaimana di awal tadi saya uraikan bahwa presiden Ir. Jokowi menjadikan revolusi mental sebagai program prioritas nasional dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas dan profesional.
2. Pengelolaan Sumber Daya Alam
Secara pribadi saya orang sangat suka dengan isu mengenai pengelolaan sumber daya alam baru-baru ini sudah dua kali saya memotori diskusi mengenai isu SDA ini, pertama bersama pemuda muhammadiyah kota palembang dengan kegiatan simposium mengangkat tema potret Pengelolaan Tambang Batubara di Bumi Sriwijaya dengan fokus diskusi : dampak lingkungan, sosial dan ekonomi dilaksanakan pada tahun 2021 dan bersama Ruang gagasan pada awal tahun ini menggelar dialog Kebangsaan dengan tema paradoks sumsel lumbung energi, fokus diskusi : Kaya Sumber daya alam tapi masih banyak masyarakat miskin.
Tentunya sejak beberapa abad yang lalu penjajahan oleh bangsa Eropa ke bumi Nusantara ini karena melimpah ruah sumber daya alam yang kita miliki, terbukti contohnya sumsel di kenal dengan sebutan swarnadwipa atau pulau emas. Bagaimana sumatera dikenal sebagai Swarna dwipa atau pulau emas, tak lepas dari pengaruh kabar-kabar atau cerita dari pelaut /pedagang india kuno. Orang-orang dari india telah melakukan kontak dengan Masyarakat sumatera dalam kurun waktu yang lama di perkirakan sejak masa sebelum masehi.
Hampir setiap sudut petak wilayah memiliki kekayaan sumber daya alam, contoh di tanah kelahiran saya Kabupaten Musi Rawas Utara, Saya lahir di desa Mandi Angin Kecamatan Rawas Ilir di kecamatan saya ini saja contohnya cadangan batubara banyak, minyak dan gas bumi juga melimpah ruah serta perkebunan kelapa sawit sejauh mata memandang, belum lagi pertambangan emas di kecamatan rawas ulu dan karangjaya kabupaten musi rawas utara propinsi sumatera selatan.
Problem yang kita hadapi selama ini karena bnyaknya tenaga kerja asing yang bekerja pada pekerjaan-pekerjaan inti, karena dengan alasan sumber daya manusia lokal belum memenuhi syarat dan cakap di bidangnya. Terbukti bila kita perhatikan dengan seksama maka yang menjadi modal utama dalam pengelolaan sumber daya alam kita rata-rata perusahaan yang dimiliki oleh orang asing. Baik di bidang pertambangan maupun perkebunan.
Sudah saatnya bangsa kita fokus pada pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas sehinggah aset dan kekayaan sumber daya alam yang kita miliki tidak lari keluar negeri seperti freeport.
Kalau kata Prof. Dr. H. Amien Rais, M.A., Ph.D. dalam bukunya "agenda mendesak bangsa, Selamatkan Indonesia!" yang saya ingat, janganlah kita hanya menjadi nasionalisme semu yaitu misalnya kita memiliki rumah hanya fokus pada bagaimana pagar rumar kita terlihat menarik dan cat rumah menjadi elegan, tapi kita tidak peduli bila isi rumah kita di ambil orang, misalnya saat menonton sepakbola final piala AFF seakan kita sudah nasionalis bangat dengan mendukung Indonesia berlaga tapi lupa pada aksi menyelamatkan sumber daya alam yang kita memiliki, dengan di ilustrasikan tadi tak menghiraukan isi rumah kita di ambil orang lain.
Maka perlu kesadaran bersama dalam pentingnya membangun masyarakat yang cerdas dan terampil sehingga pengelolaan sumber daya alam kembali pada pemilik sah nya yaitu rakyat Indonesia.
Kedua hal aspek ini perlu untuk sama-sama kita perhatikan baik moralitas maupun pengelolaan sumber daya alam, Generasi muda harus sama-sama menyadari bahwa pribadi yang berkarakter serta literasi harus menjadi kebutuhan dasar kita sehari-hari. Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) kita yang mengalami stagnan di akibatkan pandemi Covid-19 yang hari ini sudah mulai pulih dan kembali normal harus bisa lebih baik lagi.
Literasi bagi generasi muda sangat penting untuk mewujudkan generasi yang produktif, progresif dan memiliki jiwa positif serta dapat berguna bagi Masyarakat khususnya membantu Pembangunan di berbagai sektor.
Peran literasi yang dikembangkan sebagai budaya akan menghasilkan perubahan yang besar bagi bangsa. Literasi penting diterapkan untuk mencapai bangsa yang berpengetahuan luas dan bijak dalam bersikap.