Sonia menatap langit-langit usang di atasnya, kedua lengannya ia jadikan bantal di bawah kepalanya. Di ruangan usang itu kini tempatnya beristirahat bersama beberapa anak yang saat ini sedang terlelap, jeruji besi menjadi pembatas ruang geraknya. Ya, sekarang ia harus mengarungi beberapa tahun masa remajanya di dalam ruangan itu karena telah menghilangkan nyawa ayah tirinya. Setetes embun menggelinding dari matanya, melewati kupingnya, jatuh di lengannya dan menggelinding ke lantai.
KEMBALI KE ARTIKEL