Presentasi kelompok tentu saja adalah media pembelajaran yang sangat baik untuk melatih berbicara di depan umum, berpendapat maupun menyanggah pendapat orang lain dengan cara yang santun. Menjawab pertanyaan dengan spontan, belajar menahan diri serta bekerjasama antar anggota dalam kelompok. Hal yang tidak mudah, perlu dilatih. Yang menjadi masalah adalah jika hal ini kemudian dijadikan alasan agar beban mengajar lebih ringan. Semoga tidak pernah terjadi.
Cerita diatas bukan cerita fiktif, ini nyata adanya. Bagaimana mungkin seorang yang belum tau, mempresentasikan apa yang tidak dikuasainya? Mungkin sebagai pembelaan ada yang berkata sumber pembelajaran banyak di internet, jaman sekarang semua informasi mudah didapatkan. Namun tidak semua informasi yang tersedia adalah benar, banyak juga hoax dan fake news yang perlu diwaspadai. Pemahaman tentang pembelajaran berpusat pada peserta didik memang banyak yang memaknainya dengan beragam. Memang tipis sekali jarak antara "pembelajaran berpusat pada Peserta didik" dan "yaudalah".
Lalu bagaimana dengan merdeka belajar? Sudah siapkah kita baik peserta didik maupun pendidik?
Program Merdeka Belajar menurut Mendikbud akan menjadi arah pembelajaran ke depan yang fokus pada meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sebagaimana arahan bapak presiden dan wakil presiden (dikutip dari situs web kemendikbud.go.id, Minggu, 2/5).
Kutipan ini dapat diterjemahkan ini sebagai kemerdekaan yang bertanggungjawab baik dari pendidik maupun dari peserta didik. Pembebasan dari tekanan - tekanan administrasi untuk para pendidik dan tekanan-tekanan assessment yang berlebihan untuk peserta didik. Jadi, bagi yang menerjemahkan merdeka belajar berdasarkan pada kebutuhan dan kesenangan pribadi, berhentilah!