Mohon tunggu...
KOMENTAR
Kebijakan

Terkait PT. Pionir Beton, Perwakilan Warga Menteng Dalam temui Gakum BPLHD

27 Desember 2014   07:14 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:23 100 0

Ket. Gambar: Beberapa perwakilan Warga RT. 009 RW. 010 ditemani aktifis Walhi Jakarta menunggu di depan ruang rapat Gakum BPLHD DKI Jakarta.

Bertempat di ruang rapat Gakum BPLHD DKI Jakarta, Gedung Nyi Ageng Serang lt. 9, perwakilan Warga RT. 009 RW. 010 mengadukan pencemaran pabrik cor beton milik PT. Pionir Beton di jalan casablanka kav. 6. Sepuluh Orang Warga terdampak ditemani dua orang aktifis Walhi Jakarta ini meminta BPLHD memfasilitasi penutupan Batching Plant yang mencemari Lingkungan dan meresahkan Warga.

Sebagaimana telah diberitakan, Batching Plan milik PT. Pionir Beton yang beroperasi sejak Maret 2014 ini pada 9 Desember didemo Ibu – ibu Warga Rt. 009 Rw. 010 Kelurahan Menteng Dalam Tebet Jakarta Selatan. Warga sangat terganggu dengan beroperasinya pabrik tersebut, selain sangat dekat dengan pemukiman, pabrik pengolah beton cor ini berproduksi selama 24 jam tanpa henti. “dulu rumah saya tidak pernah banjir Pak, tapi setelah ada pionir kemarin banjir dirumah saya sampai 60 cm” kata salah seorang perwakilan Warga kepada Tim Gakum. Sementara itu seorang Warga yang lain bernama Ibu Desi mengungkapkan kekesalannya atas masalah yang terjadi sejak adanya batcing plant itu, “Anak Saya gatal – gatal dan sekarang mulai batuk, kami juga tidak bisa istirahat dengan tenang karena suara bising dan sangat mengganggu”, sekarang warga kami juga jadi sensitive dan emosional, mungkin karena stress, “sakitnya tuh di sini, di sini dan di sini” tambahnya sembari menunjuk seluruh tubuh.

Hal lain yang cukup menggelitik dan memprihatinkan adalah apa yang disampaikan oleh Pak Aris, salah satu Tokoh Warga Menteng Dalam ini mengungkapkan kekecewaannya, “Saya juga sangat tersinggung Pak, kompensasi yang diberikan oleh PT. Pionir kepada RT kami adalah kain kafan”, kain kafan ? kata salah seorang tim Gakum BPLHD menyela heran. “iya Pak, kain kafan, mungkin mereka tahu kalau lama-lama begini Warga banyak yang mati, makanya disiapin kain kafan tuh” lanjutnya dengan logat betawi yang khas. Entah apa maksud pemberian itu, namun apa yang disampaikan Pak Aris ini adalah bentuk ketidak pedulian Pemilik dan atau pengelola Pabrik, Warga butuh ketenangan dan Lingkungan bersih dan nyaman. Ini juga harus menjadi pembelajaran bagi pengusaha dan Pemerintah agar dalam berkegiatan harus memperhatikan Lingkungan Hidup dan Masyarakat sekitar, sekarang uang dan kekuasaan tidak lagi menjadi cara utama untuk mempengaruhi Warga, apalagi intimidasi dan premanisme.

Sungguh ironi, di tengah gairah menuju Jakarta yang lebih baik yang digaungkan oleh pemimpin pemerintah, Tokoh Masyarakat dan Organisasi kemasyarakatan, masih ada Pengusaha yang melakukan perusakan lingkungan semena – mena di depan mata. Gambaran ini lah yang terekam dalam pertemuan Warga Menteng Dalam dengan Gakum BPLHD DKI Jakarta.

Kita tunggu saja niat baik Tim Gakum BPLHD yang akan mengundang Warga, PT. Pionir, Dinas terkait serta Walhi Jakarta pada tanggal 30 Desember 2014 yang akan datang.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun