Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Penurunan Harga Ikan yang Membuat Masyarakat Lamongan Resah

13 Desember 2024   17:34 Diperbarui: 14 Desember 2024   07:02 24 1
Penurunan harga ikan di daerah pesisir Brondong dan Paciran, Lamongan, dalam beberapa tahun terakhir, telah menimbulkan dampak signifikan terhadap kehidupan ekonomi masyarakat setempat. Mayoritas penduduk di wilayah tersebut bergantung pada sektor perikanan sebagai sumber mata pencaharian utama. Ketika harga ikan mengalami penurunan drastis, pendapatan para nelayan dan pedagang ikan ikut terdampak, menyebabkan mereka kesulitan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Penurunan harga ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya pasokan ikan yang melimpah tanpa diimbangi oleh permintaan yang seimbang, fluktuasi pasar global, serta rendahnya infrastruktur pendukung untuk distribusi hasil tangkapan ikan. Akibatnya, nelayan terpaksa menjual ikan dengan harga yang jauh di bawah biaya operasional, sehingga keuntungan yang didapat sangat minim, bahkan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka.Kondisi ekonomi yang semakin memburuk ini memaksa sebagian masyarakat untuk mencari cara lain demi bertahan hidup. Sayangnya, salah satu dampak negatif yang muncul adalah meningkatnya angka kriminalitas di daerah tersebut. Beberapa individu, terutama yang kesulitan mendapatkan penghasilan dari sektor perikanan, terjebak dalam tindakan kriminal seperti pencurian dan penjarahan, untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. Hal ini menambah beban sosial dan keamanan di wilayah tersebut.

Selain itu, tekanan ekonomi juga berdampak pada sektor pendidikan. Banyak anak dari keluarga nelayan yang terpaksa putus sekolah karena orang tua mereka tidak lagi mampu membiayai pendidikan. Anak-anak ini akhirnya harus membantu orang tua mereka bekerja di sektor informal atau bahkan terlibat dalam kegiatan yang tidak sehat secara sosial. Fenomena putus sekolah ini semakin memperburuk masa depan generasi muda di daerah pesisir, memperkecil peluang mereka untuk meningkatkan kualitas hidup melalui pendidikan.
Diperlukan langkah nyata dari pemerintah daerah dan pusat untuk menangani masalah ini. Program dukungan bagi nelayan, stabilisasi harga ikan, serta peningkatan infrastruktur distribusi hasil perikanan harus segera diimplementasikan. Selain itu, program pendidikan dan pemberdayaan masyarakat pesisir harus menjadi prioritas, agar mereka dapat mencari alternatif sumber pendapatan di luar sektor perikanan dan menjaga anak-anak mereka tetap berada di bangku sekolah.

sangat disayangkan melihat daerah pesisir seperti Brondong dan  Paciran, Lamongan, yang merupakan salah satu pusat perikanan di Indonesia, masih belum mampu menembus pasar perdagangan internasional, padahal Indonesia dikenal sebagai salah satu negara penghasil ikan terbesar di dunia. Ada beberapa faktor yang menyebabkan hasil perikanan di daerah tersebut sulit untuk bersaing di pasar global, berbeda dengan negara maju yang lebih sukses dalam industri perikanan internasional.

* Kurangnya Infrastruktur dan TeknologiBanyak daerah pesisir di Indonesia, termasuk Brondong, masih mengalami keterbatasan infrastruktur, seperti fasilitas pengolahan, penyimpanan, dan distribusi hasil perikanan. Tidak adanya fasilitas pendingin yang memadai atau teknologi pengolahan hasil tangkapan yang modern membuat kualitas ikan cepat menurun, sehingga sulit bersaing di pasar internasional yang menuntut standar kualitas tinggi

* Keterbatasan Akses Pasar dan Promosi Nelayan dan pengusaha perikanan lokal di daerah pesisir sering kali tidak memiliki akses langsung ke pasar internasional. Banyak dari mereka juga belum terbiasa dengan strategi pemasaran global atau memahami kebutuhan pasar luar negeri. Negara-negara maju, sebaliknya, memiliki jaringan pasar yang luas, hubungan perdagangan yang kuat, serta dukungan promosi yang baik dari pemerintah dan sektor swasta.
* Regulasi dan Sertifikasi InternasionalUntuk dapat bersaing di pasar internasional, produk perikanan harus memenuhi standar sertifikasi global dan standar lingkungan dari berbagai organisasi internasional. Sayangnya, banyak pelaku industri perikanan di daerah seperti Brondong belum memiliki pengetahuan atau akses terhadap regulasi ini, sehingga produk mereka belum memenuhi syarat untuk diekspor ke negara maju.
* Kurangnya Dukungan Pemerintah dan Kebijakan yang Terfokus, meskipun Indonesia memiliki potensi besar dalam industri perikanan, kebijakan pemerintah sering kali belum sepenuhnya terfokus untuk mendukung daerah pesisir yang merupakan pusat produksi ikan. Dukungan dalam hal permodalan, teknologi, serta pelatihan bagi nelayan untuk meningkatkan kualitas produk dan efisiensi produksi sangat diperlukan. Negara maju sudah lebih dulu memanfaatkan teknologi modern dan dukungan kebijakan yang kuat, sehingga mereka bisa menembus pasar internasional lebih cepat.
* Persaingan Global yang KetatNegara-negara maju, seperti Norwegia, Jepang, dan Kanada, memiliki teknologi canggih dan skala produksi yang besar, sehingga mereka mampu memenuhi kebutuhan pasar internasional dengan konsistensi kualitas dan kuantitas. Indonesia, walaupun memiliki potensi besar, sering kali kesulitan bersaing karena kurangnya efisiensi dalam proses produksi, pengolahan, dan distribusi hasil perikanan. Untuk bisa menembus perdagangan internasional, diperlukan perbaikan di berbagai sektor. Investasi dalam teknologi perikanan, peningkatan akses pasar melalui platform ekspor, serta sertifikasi produk perikanan yang sesuai dengan standar global harus menjadi prioritas. Pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat lokal harus bekerja sama dalam membangun ekosistem perikanan yang lebih berdaya saing, agar potensi perikanan Indonesia, khususnya dari daerah seperti Brondong, dapat dioptimalkan untuk pasar internasional.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun