Kasus perilaku penyimpangan antara siswa dan guru di Gorontalo telah memicu perhatian publik.
Banyak yang menanyakan mengenai etika, moralitas, serta kelemahan sistem pendidikan dalam mencegah interaksi yang tidak sesuai antara pengajar dan peserta didik. Media melaporkan bahwa peristiwa tersebut menimbulkan keresahan di kalangan siswa, orang tua, dan masyarakat setempat.
Â
 Berdasarkan laporan media, kasus ini mencakup interaksi tidak pantas antara seorang guru dan siswa yang berujung pada hubungan yang bersifat pribadi dan tidak sesuai dengan norma pendidikan. Kasus ini terbongkar setelah pihak sekolah dan orang tua menyadari adanya interaksi intens antara guru dan siswanya, yang bertentangan dengan etika profesi seorang guru. Dari kasus yang sedang viral di Gorontalo, membuka mata semua orang tua bahwa remaja saat ini tidak baik-baik saja dan perlu adanya sinergi dari semua pihak bagaimana mencari solusi yang tepat agar peristiwa yang sama tidak terjadi di lembaga pendidikan dan tempat lain.
 Ketidakmampuan remaja untuk memilah informasi yang benar tentang seks berujung pada kesesatan pemahaman. Salah satu akibat dari pemahaman yang salah ini adalah meningkatnya risiko perilaku seksual yang berisiko, seperti hubungan seks tanpa pengaman,
yang dapat menyebabkan kehamilan di luar nikah, aborsi ilegal, dan penyebaran penyakit menular seksual. Kurangnya pemahaman tentang hubungan emosional dalam aktivitas seksual juga bisa berdampak pada kesehatan mental remaja.
Media sosial sering menjadi sumber utama informasi bagi remaja. Banyak sekali situs situs yang sangat mudah diakses oleh semua kalangan termasuk remaja sekolah. Meskipun kemajuan teknologi membawa banyak manfaat, sayangnya, tidak semua informasi yang tersebar di internet dapat diandalkan. Banyak konten yang mengarah pada normalisasi perilaku seksual yang berisiko atau menyebarkan informasi yang salah tentang kesehatan reproduksi.