Dia ada disana, duduk menghadap pintu ruangan sempit berukuran 3 x 3 m. Cat kamar itu juga sudah kusam,warna persis dengan pakaian yang dia gunakan. Detak jantungku bergerak lebih cepat, tangan hitamnya meraba handphone yang ada disakunya. Mungkin dia ingin menghubungiku. Semakin gemuruh suara jantung ini, aku belum siap.
Dan,benar beberapa detik kemudian suara HPku berdering, dan itu darinya. Aku abaikan saja. Aku belum siap. Perlahan kubalikkan badanku dan berjalan menjauh sudut lorong itu. Aku belum siap. Pikiran itu yang terus menggangguku. Sehingga menghalangi keinginan besarku untuk berertemu dengannya.
KEMBALI KE ARTIKEL