"Artinya, sampai ditemukannya vaksin yang efektif, kita harus hidup berdamai dengan Covid-19 untuk beberapa waktu ke depan," kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, dalam video yang diunggah Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, Kamis (7/5).
Setelah dua bulan wabah Covid-19 ini tak jelas arah penanganannya, saya pikir memang tak ada jalan lain selain berdamai dengan virus. Biarkan 'herd imunity' berjalan secara alami. Kekebalan imunitas masing-masing individu harus siap berhadapan dengan virus yang sangat cepat penyebarannya ini.
Daripada serba nanggung, semuanya susah. Mau lockdown total, pemerintah gak gablek duit. Kabarnya gak ada dana yang mencukupi buat kasih makan warga selama proses. Akhirnya dipilih jalan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB. Nampaknya juga tak efektif. Kebijakan pusat dengan beberapa daerah banyak yang tidak sinkron. Koordinasinya buruk.
Tentu situasi seperti ini yang tak ada kepastian bikin rakyat menderita. Mau kerja susah, pendapatan turun drastis, bahkan tak ada penghasilan sama sekali. Bantuan pun sangat terbatas. Tidak mencukupi. Begitu pula para pengusaha dari kelas UKM sampai perusahaan menengah atas. Semua kena imbas. Tapi tak ada kejelasan kapan Covid-19 akan berakhir. Perekonomian memburuk.
Semua tentu ada plus minusnya. Keuntungan dan kerugiannya sudah jelas di depan mata. Jika disuruh berdamai hidup dengan virus berarti harus siap banyak korban berjatuhan. Tenaga kesehatan, sarana dan prasarana harus mencukupi agar korban meninggal bisa diminimalisir.
Cuma saya belum bisa memahami lebih lanjut, bagaimana cara berdamai dengan virus Corona yang Pak Presiden maksud. Apakah setiap keluar rumah harus kasih salam Corona agar sang virus tak marah. Mungkin juga dikasih hadiah, semacam suap gitu agar sekawanan virus tidak masuk ke dalam tubuh orang yang kasih hadiah. Siapa yang bisa bantu menjelaskan cara berdamai dengan virus Corona, ada hadiah menarik dari siapa saja yang mau kasih hadiah.
*****
#TS