Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Jendela yang Harus Kugembok

3 Maret 2014   19:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:17 37 1


Jauh di sana, rasaku tertinggal;

Setelah ku simpan birunya awan, mendungnya langit. Mataku memotret pantai berpasir gurun. Segarnya hijau hanyalah teringat dalam tidur

Cermin teranggurkan, aku hanyalah pucat yang merindu matahari. Ku gelar selimut ketika malam, Ku buka jendela ketika anjing-anjing tetangga menangis, ku coba bercakap dengan tangisnya. Apalah daya, ceritanya tersangkut

Jendelaku harus ku gembok

Tangisan itu tak perlu lagi. Dalam pengap, jendela purna sudah. Tersenyum, tertawa ku pelajari suaranya. Wujudnya janganlah kau tanya.

Jendelaku telah ku gembok

Malam telah tiba, curhatku dimulai;
pantai berpasir gurun, tangisan anjing, suara senyum dan tawa
lindap dalam selimutku

Jendelaku telah ku gembok
Biarlah aku tidur, akan ku bawa matahari dan segar hijau dalam mimpiku

Maafkan aku
Jendelaku telah ku gembok

Februari 2014

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun