"adakah rindu mengetuk pintumu?" sunyi itu merambat malam, pelannya sungguh bagai lorong tanpa ujung
rindu: adalah secawan anggur berisi setengah-setengahnya lagi ada pada genggam jemarimu,
satu teguk terlewat mata berbinar, kemudian teguk demi teguknya menggiring pada kelenaan
andai cawan yang ada di datas meja kecilmu itu kau teguk,
maka sunyi dan rindu menyatu dari sapa kita inikah mabuk itu?
: menyepuh titik malam jelang pagi