Sengatan mentari tak surutkan asa. Mengais rupiah demi keluarga di rumah. Hanya berlindung di bawah naungan atap ala kadarnya, ibu-ibu dari kampung nelayan ini begitu semangat bekerja. Sigap, tangan kiri dan kanan bergantian mengayun ayakan (saringan) pasir tradisional. Pasir laut yang kering pun berjatuhan sepanjang ayakan. Butiran pasir lembut jatuh di bawah ayakan pertama dan kedua. Pasir yang bernilai rupiah ada di ujung ayakan ketiga. Bila sudah menumpuk, dengan sekop sederhana, maka pasir laut pun dimasukkan kantung (karung). Begitu usai, pekerjaan dimulai dari awal. Memasukkan pasir ke dalam ayakan. Lalu tangan pun kembali mengayun. Mengikuti alunan gelombang laut selatan yang bergemuruh.
Begitulah aktifitas keseharian wanita-wanita perkasa di kampung nelayan Pantai Watu Pecak, Pasirian Lumajang. Tak kurang dari sepuluh orang, siang itu sedang menambang pasir laut. Walau gubuknya berdekatan, jarang saling bicara. Masing-masing sibuk dengan pekerjaannya. Mengisi kesunyian pantai dengan bekerja dan terus bekerja seakan tanpa henti.