Setelah didahului beberapa gempa tremor dan peningkatan aktifitas vulkanik, akhirnya Kamis 13 Pebruari 2014, pukul 22.50, Gunung Kelud pun meletus dahsyat (Kelud Meletus). Setengah jam kemudian kakak ipar mengabarkan kalau keadaan keluarga di Kandat- Kediri yang berjarak 25 dari Gunung Kelud baik-baik saja. Beliau malah menceritakan bahwa letusan Gunung Kelud kali ini benar-benar luar biasa. Setelah didahului dentuman yang sangat besar dan diiringi dentuman kecil, di angkasa di atas puncak Kelud nampak kilatan api dan petir menyambar.
Saya membayangkan, saat dentuman besar itu kubah lava (anak Gunung Kelud) yang selama ini menyumbat lubang kawah pun jebol dan terangkat kemudian tercerai berai. Berjuta material padat dan gas disemburkan dari oleh tenaga endogen yang sudah terkumpul di perut bumi dan dilontarkan ke angkasa. Material-material berat (batu, kerikil dan pasir) jatuh kembali di sekitar Gunung Kelud. Tapi debu dan abunya terbawa angin melanda hampir seluruh Pulau Jawa. Letusan dahsyat itu meninggakan duka nestapa banyak warga. Baik di Kediri dan Blitar. Bahkan kali ini, warga Ngantang, Malang yang selama ini jarang terdampak, juga mengalami derita yang sama.
Lalu, bagaimana wajah Kelud setelah hampir setahun pasca erupsi hebat tersebut?