Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Jokowi Medfielder, sedangkan Foke Forward

25 Agustus 2012   18:35 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:19 910 2
Hangatnya perseteruan antara bakal calon gubernur jakarta yang baru antara Bpk Jokowi dan Bpk Fauzi bowo saya tergelitik untuk menuliskan opini saya untuk keduanya.Saya menganalogikan kedua pemimpin tersebut disebuah posisi permainan sepak bola berdasarkan karakter keduanya.Keduanya memiliki gaya dan ciri khas masing-masing jadi opini saya menempatkan Pak jokowi sebagai geladang sedangkan pak Fauzi Bowo sebagai penyerang.

1.Jokowi sebagai gelandang, pertama sifat dan ciri khas beliau yang suka turun kebawah untuk mendengarkan suara jeritan atau malah pujian rakyatnya dan bawahanya persis seperti yang dilakukan seorang gelandang yang suka turun kebawah membantu pertahanan.Beliau juga cermat mengatur anak buah agar sesuai tujuanya gaya khas seorang gelandang yang suka mengatur irama permainan dan pola permainan di lapangan agar sesuai intruksi pelatih.Gelandang suka mengambil keputusan sendiri maju kedepan atau melakukan tembakan jarak jauh agar dapat membobol gawang lawan dikala para penyerang terjaga oleh lawan ini juga sering dilakuakan Pak Jokowi sering mengambil resiko dengan keputusan yang tidak prosedural.Kelemahanya dikala gelandang gagal mengembangkan permainan pasti akan menimbulkan bahaya besar pada sebuah tim sepak bola dan itupula terjadi apabila Pak Jokowi yang menganggap Jakarta permasalahanya sama dengan Solo dan mengembangkan problem solving yang dia lakukan di Solo dan ternyata gagal, tetapi apabila beliau melakukan pengembangan dan berhasil menerapkanya di Jakarta mungkin bisa dikatakan beliau seoarang gelandang pengatur lapangan sukses maka dipastikan JAKARTA AKAN LEBIH BAIK.

2.Fauzi Bowo sebagai penyerang,keutamaan beliau adalah tidak suka mencampuri urusan anak buahnya beliau lebih suka menunggu dapat hasil matang olahan staff ahli bawahanya dan sedikti menambahkan idenya jelas beliau mirip striker pembunuh di kotak pinalti .Bisa dilihat proyek BUS WAY dan JALAN non TOl terkesan lambat karena beliau menunggu perencanaan matang dan baru dieksekusinya.Terkadang memang  beliau turun kebawah diwaktu-waktu tertentu dan merasa dibutuhkan layaknya penyerang turun kebawah apabila terjadi sepak pojok atau tedangan bebas di daerah bahaya.Beliau sangat yakin dengan ke-ahli-anya maka permasalahan di Jakarta akan tuntas mirip seorang penyerang yang terkadang dibutuhkan keegoisnya di depan gawang lawan.Kelemahanya penyerang tidak bisa bekutik banyak apabila kawan dibelakangnya tidak bisa memberi asupan bola kedepan ini terlihat dengan program-program DKI yang beliau jalankan seperti berobat gratis bagi warga kurang mampu,wajib belajar 9 tahun,birokrasi cepat,penghapusan pungli di jajaranya,dan lainya beliau hanya dapat laporan dari bawahanya sedangkan hasil di lapangan belum tentu sesuai bisa lebh baik atau buruk.

Sekian aja dah opini saya mungkin bener mungkin salah namanya juga opini dan juga saya bukan timses manapun heheheh.Yang penting isi kepala bisa tertuang di post ini aja heheheheh......

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun