Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik Pilihan

Wahabi dan Syiah Merusak NKRI

14 Februari 2015   22:07 Diperbarui: 8 Juli 2017   16:30 536 2
Semua tahu dan faham bahwa Indonesia berdiri diperjuangkan oleh semua suku, bahasa, serta etnis yang berbeda-beda, serta agama dan keyakinan yang beragam. Semua bersatu padu menyamakan visi dan misi untuk merdeka dan berdaulat menjadi Negera Republik Indonesia. Untuk itulah, Pancasila sebagai lambang mengenggam "Bhieneka Tunggal Ika" yang artinya berbeda-beda tapi satu.

Semua elemen masyarakat Indonesia memahami kalau dirinya berbeda, karena perbedaan itulah semua merasa mengerti bagaimana harus menghormati dan memulyakan satu dengan yang lainya. Inilah yang di sebut dengan istilah "toleransi". Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain, semua harus berdasarkan musyawarah untuk mufakat.

NKRI itu sudah disepakati oleh semua agama yang ada di negeri ini. Semua dilindungi oleh undang-undang. Oleh karena itulah, sebagian besar umat Islam yang berada di Indonesia adalah para pencinta Rosulullah SAW. Para pencinta Nabi mengungkapkan rasa cinta dengan alunan-alunan syair indah yang dibuat oleh ulama-ulama terdahulu.  Dengan kata lain, umat Islam Indonesia itu suka merayakan "Maulid Nabi Muhammad SAW".

Pada tanggal 15 Juli, 2012 ada beberapa orang laki-laki tiba-tiba mendatangi masyarakat Nahdiyin yang sedang bersholawatan. Dengan mengenakan sarung dan Kaos berlogo pohon kurma dan bertuliskan KSA (Kerajaan Arab Saudi), laki-laki datang dengan nyali yang tinggi dan percaya diri. Kedatanganya bukan mau bergabung dan turut serta bersholawat dengan jamaah maulid Habib Zakky Assegaf. Kedatangan itu untuk membubarkan sholawatan yang di anggab tersesat dan masuk neraka.

Setelah mendekati kediaman Habib  Zakky Ibn Bakar Assegaf , tepatnya pada pukul 21.00 , di mana waktu itu  Majelis Maulid dan Dakwah Habib Zaky Assegaf sedang asik-asiknya. Tiba-tiba laki-laki itu meminta agar menghentikan sholawatan itu dengan alasan menganggu warga sekitar. Padahal Habib Zaky Assegaf dan warga sekitar sudah dipertemukan oleh polsek. Mereka tidak ada apa-apa dan tidak ada yang merasa terganggu dengan sholawatan itu.  Ternyata, oknum wahabi mengaku ngaku mengatasnamakan warga.

Muncul beberapa ucapan yang mengesankan bahwa Maulid Nabi itu bidah, tidak sesuai dengan ajaran Rosulullah SAW. Orang wahabi menyakini bahwa Maulid Nabi itu bidah (tersesat) dan masuk Neraka. Tidaklah heran, jika laki-laki itu memaksakan diri menghentikan Maulid Nabi tersebut. Hampir saja, laki-laki wahabis pembenci sholawatan itu di amuk masa. Di samping tidak sopan, dia merasa paling benar, dan menyesatkan (mengkum) para pencita sholawatan Nabi menjadi ahli bidah dan neraka.Untung saja, Habib Zakky Asseggaf meminta para hadirin dan masyarakat menahan diri, sehingga tidak terjadi apa-apa.

Kejadian serupa cukup banyak, di mana oknum-oknum wahabis salafisme membuat onar, dan bikin resah, baik melalui tulisan, ceramah di TV dan Radio. Dengan mudahnya menyesatkan amaliyah Nahdiyah, seperti; sholawatan, dzikir berjamaah, tahlilan. Jauh sebelum mereka ada di Indonesia, semua ulama nusantara, sudah melakukan dan itu berdasarkan para pendapat para ulama-ulala’ salafussolih. Kitab-kitab klasik sudah menjelaskan dengan gamblang. Kedatangan Wahabisme telah membuat negeri ini tidak nyaman lagi, dan mereka mulai bikin resak dan rusak kerukukan umat beragam yang selama ini di bangun.  Kisah pembubaran Sholawatan yang dilakukan oleh oknum Wahabisme Salifisme di Jokjakarta ter-ulang lagi di Majelis Al-Dizkra yang di asuh oleh KH Arifin Ilham. Hanya saja, yang berulah kali ini bukan Wahabi, tetapi Syiah.

Bagaimana mungkin, beberap kelompok datang dan mengatasnakan Syiah menyatroni tempat Al-Zikra yang di asuh Arifin Ilham. Semua sepakat dan tahu, bahwa Arifin Ilham itu Ahlussunah Waljamaah, suka Maulid Nabi Muhammad SAW, selalu melakukan Dzikir Berjamaah. Mengajak orang menjadi lebih baik dan lebih dengan Allah SWT dan cinta terhadap Rosulullah SAW.

Mengenal Radikalisasi Wahabi dan Syiah.

Syiah dan Wahabi itu ibarat minyak dan air, yang tidak bisa bertemu selama-lamanya. Secara teologi keduanya memang memang sangat beda (bertentangan). Secara politik-pun keduanya tidak akan bisa ditemukan. Keduanya memiliki cara pandang tersendiri dalam urusan agama dan politik.

Dalam pidoto dan ceramah-ceramah, ulama Arab Saudi selalu menyudutkan Iran, bahkan ada yang berpendapat bahwa Syiah itu lebih bahaya dari pada (Yahudi) Israel. Secara men-genalisir, semua syiah itu tersesat dan harus diperangi. Memerangi Syiah itu sama dengan Jihad di jalan Allah.

Wahabi tidak puas membenci dan memerangi Syiah, wahabisme melalui dai-dai amatiran menyerang warga dan masyarakat Indonesia yang merayakan Maulidan, Sholawatan, Istighosah, tahlil, ziarah kubur. Tidak tanggung-tanggung, orang yang ikut serta amalan tersebut itu di cap sebagai “bidah” yang tersesat dan masuk neraka.

Sebaliknya, ulama-ulama garis keras Iran (Syiah), dalam berbagai ceramahnya selalu mengatkan bahwa sahadatnya tidak cukup bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah. Lebih dari itu, Syiah mengatakan bahwa Ali Ibn Abi Thalib itu adalah Waliyullah. Bahkan Syiah tidak mengakui Abu Bakar Al-Siddiq, Umar dan Usman Ibn Affan sebagai kholifah yang sah. Lebih kacau lagi, Aisyah itu di anggab wanita yang tidak benar.

Syiah itu sangat mendewakan keturunan Rosulullah SAW, bahkan Ali Ibn Abi Thalib ra itu di anggab sebagai penganti Rosulullah SAW. Sementara Abu Bakar, Umar dan Usman di anggab merampas hak-hak Ali Ibn Abi Thalib. Dengan demikian, para Kholifah lainya tidak sah, karena di anggab telah merebut ke Kholifaan yang sah dari Ali Ibn Abi Thalib. Ini sangatlah berlebihan.

Sementara Wahabi itu sangat benci dan benci terhadap kelompok Syiah. Wahbisme menganggab bahwa keturunan Nabi Muhammad itu keturunan sudah putus. Jadi, tidak ada golongan habaib (mengantasnamakan durriyah Rosulullah SAW). Apalagi yang mengatakan bahwa pemimpin yang sah itu berasal dari keturunan Rosulullah SAW.

Iran dan Arab Saudi memang terus menerus berusaha meyakinkan rakyat Indonesia agar mau belajar di negerinya. Keduanya berusaha memberikan beasiswa sebanyak-banyak kepada mahaiswa Indonesia. Bahkan, keduanya berusaha mendidikan lembaga pendidikanFormal Educatian, mulai tingkat SD, SMP, SMA, bahkan perguruan tinggi.

Begitu juga dengan wahabisme, mereka tidak kalah gencar mendidikan lembaga pendidikan forman education, seperti; sekolah terpadu, pesantren, perguruan tinggi.Menariknya, Arab Saudi (Wahabi) menggunakan nama-nama yang popuper di kalangan Ahlussunnah Wal Jamaah, seperti; Ma’had Imam Syafii, Ma’had Ali Ibn Abi Thalib, Ma’had Al-Umm (kitabnya Imam Syafii), bahkan urusan percetakan menggunakan nama “Pustaka Al-Syafii”. Radio dan Telivisiya juga menggunakan nama “Ahlussunah Aal Jamaah”.

Sekarang kedua teologi impor itu mulai memasuki Indonesia hingga ke kampung-kampung. Mereka meresahkan penduduk sekitar, dengan mengatasnamakan Ahlussunah Wal Jamaah, mereka menyerang warga NU yang ber-teologi Ahlussunah Wal Jamaah yang sesungguhnya. Tidak tangung-tanggung, kadang kaum wahabi (salafisme wahabi) secara terang-terangan “mengkafirkan orang NU yang ikut tahlilan, sholawatan, istighosaah, dizikir bersama, dan manakiban, serta tawasulan”.

Dengan alasan tidak pernah ada di jaman Nabi SAW dan sahabat, juga tidak pernah di ajarkan Rosulullah SAW. Dengan demikian, semua itu dikategorokan “bidah” yang tersesat. Semua bidah itu teresesat dan masuk Neraka. Di tambah lagi, untuk mendukung pendapatnya sendiri, mereka menggunakan uangkapan yang sangat lemah “Iblis itu lebih suka maksiat dari pada bidah”.

Wajarlah jika kemudian kaum Wahabi yang ada di Indonesia dengan mudah “menyesatkan” sesama muslim, kemudian menjustifikasi “ahli neraka”. Khsusunya terhadap orang-orang Islam yang suka membaca sholawatan dan dzikir berjamaah. Tidaklah aneh, jika kemudian Majlis Al-Dikra milik Ustad Arifin Ilham juga dicap sebagai bidah, karena tidak pernah dilakukan Rosulullah SAW.

Kemiripan anatar Syiah dan Wahabis di Negeri ini, keduanya saling bermusuhan, saling menyesatkan. Keduanua suka bikin masalah dan onar di negeri ini dengan mengatasnamakan agama. Tidak cukup ulama berusaha melarang Syiah berkembang, larangan itu juga harus dibarengi dengan “melarang” faham wahabis salafi yang mengancam keutuhan dan kerukukan umat Bergama di Indonesia.

Sebuah pesan agung yang disampaikan Rosulullah SAW saat beliau sampai di Madinah:" Wahai manusia....terbarkan salam, berbagilah makanan, bangunlah silaturahmi, dan shoatlan malam ketika manusia dalam kondisi lelap, maka engkau akan masuk surga dengan aman (HR Tirmidzi). Nabi SAW juga berpesan kepada umatnya" jangan saling membenci, jangan saling hasud, jangan saling saling tidak menyapa, dan juga jangan saling mengintai. Kemudian Rosulullah SAW mengatakan:" jadilalah kalian semua hamba Allah SWT yang saling bersaudara, tidak diperbolehkan seorang muslim meninggkan (tidak menyapa) saudaranya lebih dari tiga hari" (HR Muslim).

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun