Oleh:www.suhanalimfengshui.com
Kasih ibu sepanjang jalan kasih anak sepanjang pengalah. Begitu ungkapan yang menggambarkan betapa unlimited nya cinta kasih ibu kepada anaknya. Sementara in return belum tentu (atau bahkan nihil). Atau masih ingat lagu terkenal yang abadi sepanjang masa berjudul ”世上只有妈妈好 Shi shang zhi you mama hao?” Lagu yang menggambarkan betapa pentingnya dan begitu besarnya kasih seorang ibu. Personally, lagu favorit mengenai ibu ialah nyanyian dari Maywood yang berjudul “Mother How Are You Today?” Bagi yang tidak kenal lagunya bisa menyimak dengan klik https://www.youtube.com/watch?v=9aiZntSdBiQ
Sesekali bisa kita dengar, lihat atau alami juga kisah dimana ada seseorang yang mengalami kesulitan untuk melahirkan. Setelah meminta maaf atas semua kesalahan dan dosa (sengaja maupun tidak) maka yang bersangkutan bisa melahirkan dengan lancar. Versi yang lebih “serem” ialah sampai harus meminum air bekas mencuci kaki sang ibu barulah proses persalinannya lancar. Dan masih endless lagi kisah seputar “kekuatan” cinta kasih sang ibu terhadap anaknya.
On the other spectrum, ada pula yang seperti dikisahkan dalam Malin Kundang. Hubungan yang tidak baik antara anak dengan ibu (ortu) sehingga mendapat azab. Memang sangat ngenes kalau sampai menjadi so called “durhaka.” Seberapa jelek dan jahat sang ibu (ortu), tetap saja mengalir darah dan genetika yang sama di tubuh anak dan sang ibu (atau ayah).
Yang juga jadi kenyataan umum banyak dijumpai ialah anak laki-laki umumnya kalau sudah berkeluarga maka “lupa” dengan keluarganya (termasuk ke ibu) karena sudah lebih “ikut” dengan sang istri (dan keluarganya). Makanya tak salah juga kalau dibilang punya anak laki akan “hilang” setelah berkeluarga. Apalagi kalau hubungan antara istri dan ibu (mertua) kurang atau tak ada chemistry.
Seorang kenalan saya punya ungkapan yang kedengerannya lelucuan tetapi ada benarnya juga. Ia selalu bilang bahwa cara untuk mengetahui bagaimana istri kita kalau sudah tua sangatlah mudah. Lihat saja mertua perempuan kita. Begitulah istri kita saat uzur nanti. Apalagi buat yang wajah dan penampilan nya mirip.
Hari ini di Indo adalah hari Ibu. Sementara, internationally, Mother’s Day jatuh pada 2nd Sunday in May. Jadi waktu pertama kali sampai di Aussie, sempat merasa aneh dan bingung. Koq perayaan Hari Ibu bisa beda? Ternyata ada cerita dibalik discrepancy perayaan Hari Ibu.
Anna Jarvis mendapat inspirasi merayakan Hari Ibu dari ibunya sendiri, Mrs Anna Marie Reeves Jarvis, di masa kecilnya. Seorang aktivis dan pekerja sosial, Mrs Jarvis mengungkapkan keinginannya bahwa suatu hari nanti seseorang harus menghormati semua ibu, masih hidup atau telah tiada. Dan membayar jasa untuk semua pengorbanan dan kontribusi yang telah diberikan oleh para ibu.
Seorang anak perempuan yang penuh kasih, Anna tidak pernah lupa kata-kata/pesan ibu nya tadi dan ketika ibunya meninggal pada tahun 1905, ia memutuskan untuk memenuhi keinginan ibu buat memiliki hari ibu. Pada era tersebut, kecenderungan orang dewasa di Amerika melalaikan ibu mereka dan keinginan untuk menghormati almarhumah ibu nya makin menguatkan ambisinya.
Anna memulai dengan mengirim Anyelir dalam pelayanan gereja di Grafton, Virginia Barat. Ini adalah cara Anna buat menyatakan penghormatan dan cintanya untuk sang ibu yang telah tiada. Anyelir adalah bunga favorit ibunya dan Anna merasa bahwa Anyelir melambangkan cinta murni sang ibu. Kemudian Anna bersama dengan pendukungnya menulis surat kepada para pejabat agar mendeklarasikan resmi libur Hari Ibu. Kerja keras terbayar pada tahun 1911, Hari Ibu diperingati di hampir setiap negara bagian dan 8 Mei 1914 Presiden Woodrow Wilson menandatangani keputusan menetapkan hari Minggu kedua bulan Mei sebagai Hari Ibu.
Saat ini Hari Ibu dirayakan di beberapa negara termasuk Amerika Serikat, Inggris, India, Denmark, Finlandia, Italia, Turki, Australia, Meksiko, Kanada, China, Jepang dan Belgia. Orang-orang mengambil hari sebagai kesempatan untuk membalas budi kepada ibu mereka dan untuk semua cinta dan dukungan yang telah mereka terima dari sang ibu.
Di Indonesia, penetapan Hari Ibu pada tanggal 22 Desember sendiri baru diputuskan dalam Kongres Perempuan Indonesia III pada tahun 1938. Dan puncak peringatan Hari Ibu yang paling meriah adalah pada peringatan yang ke 25 pada tahun 1953.Tak kurang dari 85 kota Indonesia dari Meulaboh sampai Ternate merayakan peringatan Hari Ibu secara meriah.
Secara resmi tanggal 22 Desember ditetapkan sebagai Hari Ibu setelah Presiden Soekarno melalui melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959 menetapkan bahwa tanggal 22 Desember adalah Hari Ibu dan dirayakan secara nasional hingga saat ini.
Pada awalnya peringatan Hari Ibu adalah untuk mengenang semangat dan perjuangan para perempuan dalam upaya perbaikan kualitas bangsa ini. Misi itulah yang tercermin menjadi semangat kaum perempuan dari berbagai latar belakang untuk bersatu dan bekerja bersama. Saat kini peringatan Hari Ibu juga buat mengungkapkan rasa terima kasih dan cinta kepada sang ibu atas semua yang telah diberikan.
Lastly, jangan lupa pula bahwa Bumi adalah “ibu.” Langit ialah “ayah.” Tanpa ada ibu maka tak ada kita (manusia). Jadi sangatlah tidak wise untuk mengabaikan apalagi melupakan sang “ibu.”
Mother how are you today (and everyday)? Dimanapun engkau berada. Miss You Love You!