Karena terlalu sering, akhirnya masalah itu sampai juga kepada Pak Kepsek yang masih baru pindah di sekolah tersebut. secara tidak sengaja, kebetulan berada di ruang TU pada saat "beliau" dipanggil. Saya dengar-dan beberapa guru lain Pak Kepsek begitu hati-hati memberi penjelasan, arahan ataupun nasihat. Mungkin merasa tidak terima, lalu ia pun membalas bicara pak kepsek dengan nada tidak senang. "Asal Bapak tahu, saya memang memiliki karakter seperti itu, itulah karakter saya dan tidak bisa saya ubah lagi!" Katanya menegaskan. Saya terbelalak. Wah, dia katakan aksi provokasi itu sebagai karakter? Apakah dia tidak menyadari kalau dia seorang guru, pendidik ? dalam konsep saya tentang pendidik, tidak hanya membantu siswa untuk pintar, cerdas tetapi yang lebih penting menciptakan, membentuk siswa memiliki karakter, bermoral, berakhlaq dan hal lain yang positif. Kekhawatiran saya makin bertambah bagaimana jika dia berhadapan dengan siswa? apakah hal itu pula yang dilakukan? Atau selama ini dia hanya mempersiapkan siswa menjadi pintar saja hingga mengabaikan moral????
Bukankah karakter itu adalah pemikiran, sikap, akhlak mulia dan budi pekerti? lalu bagaimana dengan watak??