Senyap dalam lelap,
sesaat mata terjaga, menyibak kelopak
meregang rasa
berkecamuk serasa remuk, menusuk
kau! Merakit rasa benciku,
mencabik tatanan hatiku,
merobek lagi luka yang sesaat mengering…
terlalu sering kau kotori pikir beningku
padamu
kemasan hati untukmu slalu terjelma,
lewat senyum
tapi kini berubah airmata.
sudahlah,
tak perlu ada ragu
tak perlu ada lagu karena
kini berakhir pilu
biarlah jadi kaku
karena lisan dan laku tiada berarah satu.