Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Jejak-jejak Peziarah

25 Januari 2022   02:26 Diperbarui: 25 Januari 2022   02:57 146 7
Keluarlah dari sembunyimu wahai roh para pujangga purba,
bangkitlah dari sisik-sisik batu,
dari lipatan-lipatan kitab tua.
Lihat mumi-mumi puisi kalian ini sedang meluap membanjiri pori bumi

Remaja mengerubungi rumah-rumah pustaka, mengacak-acak Gurindam Duabelas dan sebaris Bulan di atas Kuburan Malam Ramadhan yang dierami Sitor Situmorang dengan air mata.

Kemarin kurindukan engkau, dengan kemenyan yang masih berasap-asap lalu kubuahi rahim-rahim puisi dengan arangnya agar lahir bayi-syair yang lebih mancung dan lebih gagah dari Eyangnya.

Kita sama-sama pernah saksikan purnama meleleh di kelambu dan gerimis yang membatu dibalik bantal. Kita, yang buru-buru mencoretkannya dibalik saputangan jam satu lewat tengah malam.

Keluarlah dari batu-batu nisanmu, wahai sipenulis batu dan kulit kayu.
Lihat kalian huruf-huruf bukumu ini,
Semua telah beterbangan di udara. Abadi di balik kaca-kaca.

Gubuk Rasa. Samosir, lewat tengah malam '21

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun