Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Lima Paket Permasalah Ekonomi Daerah, KTI

21 November 2013   14:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:51 1302 0

Gelaran seminar yang di adakan oleh jaringan peneliti ekonomi KTI beberapa waktu yang lalu tepatnya tanggal 12 februari 2013 telah selesai dilaksanakan, banyak kalangan yang hadir dalam acara seminar mari kesulawesi tenggara dengan tema “optimalisasi potensi local dalam mendorong kinerja ekonomi daerah” di awali oleh wakil ketua DPD RI Bapak Dr. La Ode Ida, MA, Andi Rahmat Anggota DPR-RI, Henky Hermantoro Sekjen Kementrian Pariwisata, Kepala Bappeda Kota Kendari, Abdul Rahman farisi, SE, MSE Bos Jaringan Peneliti Ekonomi KTI, Dr. Agung Djojosoekarto Selaku Partnership for Governance Reform,Ainun Bakri dari PNM, Dr. Kaharuddin Djenod M.Eng selaku direktur PT Tearful, Indonesia Eximbank , Ir. Agus Haryono, MM Kepala Sub Pengawasan Ekspolrasi Mineral Kementrian Energy dan Mineral, di tambah dengan undangan yang hadir mulai dari kepala-kepala dinas se dua belas kabupaten kota se-sultra, pengusaha local, lsm, sampai padaakademisi.Isu yang sangat menyeruak dalam acara seminar ini yakni pertama, permasalah kawasan timur Indonesia yang memiliki potensi yang sangat melimpah namun belum sampai juga menyentuh kesejahteraan rakyat kebanyakan, sultra salah satunya yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi dari tahun ke tahun bahkan sampai menembus 2 besar di KTI namun belum juga mempu mesejahterakan, ini semua di akibatkan permasalah kualitas dari pada pertumbuhan itu sendri sampai pada pemerintah yang lebih banyak mengarap sector-sektor ekonomi yang di kategorikan sector-nontradeable, dengan meninggalkan potensi-potensi ekonomi local yang bisa inklusif dengan masyrakat kebanyakan, alias sector-tradeable, kedua, keperpihakan pemerintah pusat pada daerah kawaan timur Indonesia masih di pertnyakan dalam artian penetuan kebijakan pembangunan ekonomi kadang-kadang masih sebatas mengada ada, contoh penetuan kawasa-kawasan pengembangan ekonomi ekonomi atau sering kita kenal dengan nama MP3EI, ternya belum didukung dengan tindakan lapangan sampai hari ini, infrakturtur belum memadai untuk mendudukung dari pada pusat-pusat kawasan strategis yang ada di kawasan timur adalah salah satu contoh konggrit yang bisa dijadikan kekuatan argument kita, ketiga dana DAK dan DAU masih banyak di tempatkan di pusat tau pulau jawa, ini semua di akibatkan oleh sknario untuk menentukan jumlkah DAK dan DAU yang boleh di dapatkan oleh daerah-daerah di Indonesia ini mengunakan jumlah penduduk untuk di bagikan, pantas saja hal ini sebelumnya terjadi, contoh kecil jumlah penduduk sultra di bandingkan dengan jawa timur ini sudah tidak adil, maka jangan heran kalau kue ini tidak memihak sama masyrakat KTI.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun