Sesalehah itu seorang Ade Primadini yang kukenal. Sebelum cuci darah saja masih berpikir ingin memasak opor dan rendang untuk keluarga. Ia beruntung karena dikelilingi suami dan anak-anak yang menyayangi dan selalu mendukungnya. Saat yang lain di rumah, ia harus ke rumah sakit untuk kontrol dan cuci darah secara berkala.
"Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Saya suami Ade, ingin mengabarkan Ade meninggal dunia. Mohon doa agar husnul khatimah," tulis suami Ade kemarin.
Bagai tersengat ribuan volt, saya dan teman-teman sedih sekali. Padahal, sudah lama kenal karena kuliah di kampus yang sama dan pernah ikut raker bajarak di NF Bogor. Momen kami saat raker NF dekat masjid raya itulah pelukan terakhir aku dan Ade. Selama ia sakit, aku tidak bisa menjenguknya, cuma bisa WA-an dan saling mendoakan. Sekarang kami sudah tidak bisa chat dan bertukar stiker WA lagi.
Berikut tulisan yang pernah dibagikan Ade di grup WA kesayangan kami.