Saya tiba di tempat ini saat musim semi sudah lewat jauh. Desember tahun lalu di Desa Chukung, jalan-jalan desa sudah berlapis es, para pekerja hotel/lodge sudah bersiap untuk turun ke bawah ke daerah yang lebih hangat, ladang sayur hanya tinggal tanah kosong berwarna kecoklatan. Tak ada romantisme ala winter sonata di tempat ini. Hanya ada 1-2 turis pendaki yang berkeliaran. Sepanjang siang hingga sore itu saya hanya menyaksikan rombongan 4 orang perempuan yang tengah menembus dingin sambil memanggul keranjang berisi kotoran yak di punggung.