Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Sajak Keruh tentang Elegi yang Setia pada Ibu

16 Desember 2014   05:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:14 34 0
Ini sajak tentang matahari yang tak biasa pulang ke langit
Ia hinggap dan menetap di bumi menjalani takdir TUHAN
Siang ia siaga Malam ia terjaga
memetik segala rupa euforia juga elegi yang membias dari kehidupan
Aku pernah menatap manik hitam dalam matanya dan bercermin disana
Sering aku dapati elegi bersandar disana
Dan butir bening hanya bergelayut tak berani turun ke pipinya
Dan jika malam semakin larut
Butir bening itu terjun bebas menguasai wajah tirus nya
Takdir Tuhan mungkin hukuman
Turun ke dunia mungkin hukuman
Karna jika cobaan pasti akan ada ujungnya
Jika cobaan berenang ketepian pasti akan ada bonusnya
Lalu dosa apa yang telah ia lakukan?
Karna sejak balita elegi adalah teman setia
Elegi tak pernah memberi jeda
Bahkan dalam tidurnya
Aku ternganga menatap matanya
Memandang nanar pada duka yang tak habis-habis
Sekarang aku hanya bisa menundukkan kepala
Dan meletakkan simpati pada jiwa yang kelelahan
Dan memohon pada Tuhan untuk dapat menjadi pelipur segala lara
Bersabarlah bu..
Berjuanglah untuk menjadi surya sejati
Kita arungi dunia meski dengan merangkak
Percayalah bu...
Tak ada duka tiada akhir

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun