Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Ada Cinta di Sekolah

12 Januari 2014   16:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:54 69 0
"Ra, Makan??" Aku memandang nasi padang ditangan Andra tak bersemangat, dengan halus aku menolaknya. Andra guru kimia disekolahku, terkenal karena ganteng dan ramah, punya koleksi pengagum segudang....
Disebelahnya ada Petra, guru Fisika yang kalem, tak kalah banyak pemujanya..dua guru muda eksakta yang keren, tapi dengan dua karakter yang saling bertolak belakang. Andra hangat, ramah dan tak pelit memuji. Petra sebaliknya, karakter cool dan eksotisnya justru mengundang penasaran.
"Aku tidak lapar pak, makasih ya?"..Aku sebenarnya belum sarapan, tapi aku tidak tertarik untuk memberi Andra harapan.
Aku jatuh cinta pada sosok kalem disebelahnya...entah mengapa, mata yang dingin itu mengundang sensasi tersendiri dijantungku..selalu bergetar setiap kali tatapan mataku dan dia bersirobok.
Astaga...beginikah rasanya jatuh cinta?
Sayangnya, dia lebih tertarik dengan teori teori Fisikanya, ketimbang menikmati perhatianku. Beberapa kali aku mencoba menawarinya makan bersama dikantin, dan dia selalu menolak tanpa mengalihkan wajahnya sedikitpun dari buku.
Sementara Andra selalu dengan perhatian perhatian spesialnya yang membuat gadis gadis gampang luluh, tapi tidak diriku..rasanya seluruh hatiku sudah diambil alih oleh sosok dingin itu.
"Pak Petra?, mau nasi padang?, Bu Randa menolak nih.." ada nada kecewa tersirat disuara itu.
Petra tersenyum hangat....ooo..owww, senyuman itu..bahkan hampir tak pernah ada untukku. aku sangat terpesona, bisa juga dia tersenyum semanis itu...
Sayangnya tak pernah dihadiahkan untukku....
"Oke ya Pak, saya masuk kelas dulu?, sudah mau bel nih!!" aku tahu tatapan Andra mengikutiku..aku bisa merasakannya.
"Morning, class??" aku berusaha menyapa sesemangat mungkin seraya mengurai senyum.
Aku pernah baca dibuku, kira kira isinya begini ", Tersenyumlah dengan hatimu, dan biarkan orang merasakan betapa dahsyatnya dampak dari senyumanmu itu..", dan aku sangat meyakini kebenaran itu.
Kelas yang dimulai dengan senyum, siswa pasti bersemangat.
"Morning miss," siswa membalas dengan ceria..kecuali satu orang....Ferry, terkenal paling cerdas dan selalu juara umum. terlihat kucel dan sering menguap. dia menutupi wajahnya dengan buku sambil terkantuk kantuk.
"Ngantuk, Fer??" aku bertanya lembut. Ferry tergagap kaget seraya berusaha memperbaiki posisi duduknya.
Mencoba kelihatan lebih bersemangat, namun mataku sudah tak bisa dibohongi lagi.
Aku memulai pelajaran, sambil sesekali melihat kearah Ferry yang sedikit banyak mempengaruhi pikiranku.."Ada apa dengan anak ini?"
Beberapa kali teman sebangkunya mencoba membangunkan Ferry, aku memberi isyarat dengan tanganku,"Sudah jangan dibangunkan...!!" seolah tak terjadi apa apa, akhirnya tanpa sadar Ferry tertidur pulas. seisi kelas heran, baru kali ini sejarahnya ada seorang Guru mengizinkan muridnya tidur dikelas.

"Pagi, bu" jantungku hampir copot rasanya mendengar suara Petra...
Begitu sangat dekat, aku berusaha jaim..tidak mau terlihat ketahuan kalau aku sangat mengaguminya.
"Maaf, dompet ibu tadi ketinggalan di kantin sekolah"
"Oh iya, makasih..?" Duh salting..kenapa dalam jatuh cinta selalu ada nervous ya?. Dia menyadarinya gak ya?
Hingga sosoknya berlalu aku masih gemetaran.
Sesuatu dari meja Ferry menarik mataku, gambar gambar design untuk iklan...aku menarik diantara buku buku Fisika dan Matematikanya yang bejibun, ada tulisan tulisan dan kliping target yang harus dihadapinya menghadapi World Physic Olympiad yang diinisiasi oleh Prof Yohannes Surya. Ph.D. Agaknya dia memang sangat serius ingin menang di olimpiade bergengsi tinggal international tersebut, ada brosur tentang MIT..Massasuchets Institute Technology...namun aku lebih tertarik dengan gambar gambar kreatifnya Ferry, keren dan aku yakin nilai sellingnya tinggi...
Aku menyimpan rasa penasaranku yang tinggi......
Apa juga yang membuat Ferry menjadi orang yang patah semangat akhir akhir ini?

Aku mendengar nada kesal Petra pada Ferry karena tidak bisa mengerjakan soal Fisika didepan kelas.
"Mana nih, katanya siswa terpintar?, soal segampang ini saja tidak bisa kamu kerjakan?" Petra pedas. Ferry hanya terdiam..sorot mata itu....memohon pengertian. tapi Petra tentu saja tak punya bakat dibidang itu, Lelaki dengan teori pastinya itu pasti tak tertarik untuk membahas yang namanya masalah psikologi kejiwaan, "apa yang menyebabkan siswa pintarnya berubah down sangat drastis?"
Dibalut penasaran, aku mencoba mendengar percakapan mereka dari balik pintu.
"Jadi inipun tak bisa kau kerjakan?, " sedikit mencela...
Aku sebenarnya sudah tidak sabaran, tapi aku pikir ini masih kelasnya Petra..jadi harus menghargai dan menjunjung tinggi etika profesi.
Nanti sajalah....
"Ngapain ngintip?" Andra mengagetkanku.
"Ngga Dra, penasaran aja..ada apa dengan Ferry, dia kan murid terpintar bagaimana bisa sekarang gak semangat begitu?"
Andra tersenyum manis, sambil menepuk bahuku....
"Itu bukan bagian kita Ra, tetap kendali utama ada di orangtua..tugas kita ngajarin aja udah.." aku sedikit tak setuju...tapi ah sudahlah...itu teorinya dia.
"Itu tugas kita juga, Dra.." dalam hatiku berkata.

Entah mengapa bagaimana tiba tiba tersebar bahwa aku pernah mengizinkan Ferry tidur dikelas, padahal kejadiannya sudah hampir dua minggu berlalu. Kepala sekolah memanggilku..
"Ibu Ranian, Ibu tahu tindakan ibu itu tindakan nekad, bisa mempengaruhi mentalitas siswa, bisa jadi contoh yang buruk bagi anak anak disekolah kita bu"
"Saya minta maaf pak, bukannya saya membela diri..tapi kasih saya ksempatan untuk membuktikan bahwa tujuan saya baik, lagipula saya pikir murid murid cukup cerdas untuk mengetahui alasan saya melakukan itu, saya tidak melakukannya disembarangan situasi.." aku tanpa bermaksud membela diri.
"Ibu jangan memberi contoh yang buruk pada anak anak.."tegas kepala sekolah.
"Lalu contoh yang baik yang bagaimana pak?, menghukum setiap kali mereka melakukan kesalahan tanpa melihat sisi kenapa mereka melakukan itu?, bukannya itu justru makin merusak mentalitas mereka?. maaf pak, saya samasekali tak setuju, jika hukuman selalu jadi alternatif setiap kali murid melakukan kesalahan" aku menentang mata kepala sekolah.
"Dan mereka juga harus mempertanggungjawabkan setiap konsekuensi yang mereka buat setiapkali berbuat salah, itu wajar.."
"Bagaimana kalau kesalahan sistem itu datangnya dari kita para guru pak?", aku makin menatap kepala sekolah tajam.
"Maksud ibu?"
"Saya tidak setuju jika hukuman selalu jadi alternatif ketika murid melakukan kesalahan, mereka masih labil pak, saya kira motivasi dan pendekatan lebih dari cukup untuk mereka"
"Ah..sudah..sudah, lain kali jangan begitu lagi ibu" dengan nada mengusir, kepala sekolah kehilangan kata kata..
Andra tiba tiba sudah dibelakangku..
"Kena semprot ya Ra?"..aku tidak menjawab, mungkin kalau Petra yang bertanya akan beda ceritanya..........

Ferry.....
Aku melihatnya keluar dari toko buku Gramedia, dengan sigap kuletakkan buku EMOTIONAL BLACKMAIL karangan Susan Forward Ph.D..
Ferry terlihat surprise melihat tiba tiba aku muncul dihadapannya.
"Borong nih Fer??", Aku melihat Ferry menenteng banyak buku..aku cek...FISIKA semua.
"Mau jadi ahli fisika nih?" aku lihat segurat perubahan wajahnya..redup..tak bercahaya. cowok yang terkenal jenius itu kehilangan aura kebintangannya.
Mungkin akulah yang paling mengerti bentuk perasaannya saat ini.
"Mau makan?, Ibu yang traktir.." Ferry tak menolak sedikitpun.
Kami melangkah ke Texas Chicken, Aku memesan dua paket nasi, sop dan wings.
Bola matanya masih menyimpan kesedihan..hatiku kembali tergelitik.
"Sebenarnya ada apa denganmu Fer?, banyak perubahan buruk terjadi padamu akhir akhir ini..". Ferry hanya terdiam, menghela nafas panjang.
"Saya tidak mau masuk MIT bu, saya ingin kuliah dan bekerja di advertising.."
Ooohh..sekarang aku tahu jawabannya, tinggal selangkah lagi...mengadakan pendekatan dengan orangtuanya.
Pada mulanya orangtua Ferry kecewa berat, orangtua Ferry sangat bangga dengan lulusan MIT, tapi aku bilang bahwa jaminan kebahagiaan Ferry terletak pada bagaimana dia menjalani hidupnya, dia akan sukses dimanapun dia berada asal menjalani profesinya dengan penuh cinta...

Ferry sudah kembali ceria, aku bahagia anak cerdas itu menemukan kembali hidupnya. Petra mulai respek, mungkin sebelum sebelumnya dia hanya menganggapku sebagai cewek yang datang dengan modal tampang, tapi isi kepala kosong...
Aku merasa...it's show time...
Kami berdua memandangi pantai, aku merasa surprise dan tersanjung saat dia mengajakku jalan menyusuri pantai.
"Makasih ya?" aku tak bisa menyimpan perasaanku..
"Makasih untuk apa?"
"Sudah mengajakku jalan jalan, sudah lama nih gak kemana mana.."Bohong...padahal aku selalu jalan kemana mana. Petra hanya tersenyum...tapi aku baru menyadari...senyuman itu pertama kali untukku..benar benar pertama kali.
"Makasih juga ya ?"
Aku mengernyitkan kening..."Makasih apa?"
Petra mengeluarkan selembar kertas yang sudah digulung gulung, curahan hatiku..
"But now i know...
You never want me at all
And i realize, i'm just your friend like anybody else.." Hahaa...aku tersipu malu.
"Aku tau perasaanmu gara gara ini, dibelakangnya ada namaku, kata siapa kamu hanya teman biasa?" senyumnya makin lebar...ooh GOD, aku merasa melayang terbang tinggi diawang awang.
"Aku juga sudah lama jatuh cinta sama kamu, hanya saja inilah caraku memberitahukan perasaanku.."menggenggam tanganku lembut. Ternyata pak guru cool ini bisa juga romantis, aku memasang headset ditelingaku dan memasang sebelahnya ditelinganya..lagunya Bunga Citra Lestari "Tentang Kamu" mengalun romantis...
Ah..aku merasa jadi orang yang paling bahagia.
"Aku sayang kamu, Pak Guru" aku berbisik pelan..
"Aku juga sayang Bu Guru!" Kurasakan genggaman tangan Petra makin erat, kami berjalan beriringan menyusuri pantai.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun