Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Itu Punkers Ya?

1 Februari 2010   08:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:08 87 0
Coba kita melongok kesisi jalan baik di Jakarta maupun di luar Jakarta, disana akan sering kita lihat anak - anak Punk (Punkers) yang cenderung berpakaian kumal, Piercings, Tattoo dan gitar kecil (Okulele) sebagai sarana untuk mengamen untuk mendapatkan rejeki, yang tentunya hal tersebut menarik perhatian kita. Sering saya bertanya didalam diri saya, "Apa yang menjadi latar belakang dari cara hidup mereka?". bulan demi bulan berganti tahun, saya belum mendapat info mengenai pertanyaan saya tadi, serasa anggota dari Punkers ini semakin memadati kota saja dan hampir disetiap sudut jalan kita bisa melihat komunitas mereka. Sampai tepatnya 3 bulan yang lalu saya mendapatkan jawaban atas pertanyaan saya tersebut dari adik saya, "Mas namanya juga anak Punk, semboyanya aja anti kemapanan". Kaget dan terpana saya mendengar pernyataanya adik saya mengenai anak Punk tadi, dia juga mengaku mempunyai banyak teman yang tergabung dari dalam komunitas Punk. Kemudian saya menafsirkan arti dari "Anti Kemapanan " tersebut, sebagai sebuah pernyataan bahwa yang bersangkutan tidak ingin untuk bisa hidup enak (Tidak mapan), kemudian saya korelasikan lagi dengan aggota dari kelompok punk ini yang rata - rata berusia remaja bahkan ada yang anak - anak, jika pada usia produktif mereka sudah ingin hidup tidak mapan bagaimana negara ini bisa membangun generasi muda yang maju, super dan hebat dan tentu saja jika generasi mudanya tidak maju maka bangsa ini juga tidak akan maju. Sempat pernyataan saya ini mendapat sanggahan dari beberapa teman yang menyatakan keberatan, teman saya menyatakan bahwa sebenarnya mereka adalah generasi muda yang baik, banyak dari kelompok ini yang berpikiran positif, memang benar saya melihat mereka dari sisi berani berkarakter itu positif tetapi jika generasi muda tidak ingin "Mapan" mapan disini berarti harus berani bersaing mematuhi Peraturan dan berkorban untuk mendapatkan sesuatu, jika orang tidak ingin mapan maka tidak perlu ada sebuah rasa bersaing dan tidak perlu ada sebuah pengorbanan dan tidak perlu mematuhi aturan (Sakarepe dewe). Disalah satu sisi orang - orang berlomba untuk mencari sesuap nasi dan guna menghidupi keluarganya, bangun jam 04.00 dan pulang jam 18.00 bersaing dengan ratusan pengendara motor, ratusan angkutan umum, dan ratusan pejalan kaki hanya untuk menjadi mapan (kecukupan) kebutuhan hidupnya, semua hal itu harus dilakukan dengan rasa bersaing dan pengorbanan. Ada juga yang bilang ini adalah salah dari pemerintah yang kurang memperhatikan tingkat kemiskinan dari rakyat, apa benar begitu? Toh kenyataanya berita menyatakan keluarga miskin sudah berkurang dengan adanya program pengentasan masyrakat miskin pemerintah (Benar atau tidaknya mohon diklarifikasi sendiri). Tetapi ada kejanggalan tepatnya 2 minggu yang lalu tetangga komplek teman saya mengaku anak gadisnya berumur 15 tahun kabur dari rumah dan pernah orang tuanya memergoki dia bergabung dengan komunitas Punk ini, atas alasan apa? saya kurang jelas, padahal kalau dinilai secara materi keluarga ini dibilang mapan. Jadi saya menyimpulkan kemiskinan bukanlah pemicu dari meningkatnya komunitas Punk ini, tetapi sebuah rasa ingin bebas dari belenggu, yang banyak dirasa oleh kalangan muda, Belenggu haus kebebasan, kebebasan untuk menjadi diri sandiri, kebebasan untuk berteman, kebebasan untuk melakukan hal - hal tertentu dan sebagainya, yang mungkin bagi kalangan orang tua dianggap norak dan tabu, seperti Tattoo dan Piercing. Pernah teman saya yang kebetulan tinggal di Kanada mengomentari Tulisan saya ini, dia bilang bahwa di Kanada memang ada komunitas Punk dan banyak jumlahnya, tetapi mereka mendapat jaminan kesejahteraan dari pemerintah dan terorganisasi sehingga mereka tidak terlalu "Anomali " (tidak Aturan), bahkan ada yang menganggap Punk itu adalah Fashion, ada seorang yang bekerja pada sebuah perusahaan yang memnempati posisi bergengsi tetapi pada hari tertentu mereka dia bergabung didalam komunitas itu setelah selesai dia kembali kepada kehidupan yang normal. Nah kalau bebas terarah seperti ini akan sangat menguntungkan untuk semua pihak.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun