“Suatu bangsa akan keluar dari cengkraman penjajah bila terdapat ketahanan pangan”. Pernyataan ini cukup tepat mengingat pangan merupakan kebutuhan paling mendasar suatu bangsa. Banyak negara dengan sumber ekonomi cukup memadai tetapi mengalami kehancuran karena tidak mampu memenuhi kebutuhan pangan penduduknya. Oleh karena itu, pangan menjadi bagian mendasar bagi ketahanan nasional yang harus dilindungi.
Sementara itu, melihat perkembangan pangan di Indonesia, ketahanan nasional nampaknya akan semakin kokoh lagi jika pertumbuhannya terus dipupuk dan ditingkatkan. Sebab, produksi beras nasional pada akhir 2011 diprediksi akan mengalami peningkatan bahkan surplus hingga 10 juta ton dari total kebutuhan konsumsi dalam negeri. Bila ini terwujud, maka ketahanan pangan Indonesia akan semakin kokoh. Banten sebagai salah satu daerah dari 10 besar dari 10 besar lumbung pagi nasional berusaha keras meningkatkan kontribusinya.
Berdasarkan data yang dilansir dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada awal Juli 2011, produksi padi pada tahun ini diramalkan mencapai 68,47 juta ton Gabah Kering Giling (GKG) atau mengalami kenaikan hingga 2,4 persen atau 1,59 juta ton dibandingkan produksi padi 2010 sebanyak 66,47 juta ton.
Prediksi peningkatan produksi tersebut didasarkan pada program intensifikasi atau sentuhan manajemen dan teknologi dalam melakukan penanaman serta program ekstensifikasi, yakni pembukaan lahan-lahan baru sebagi areal penanaman padi. Program yang digalakkan pemerintah tersebut, berpotensi memiliki dampak besar terhadap peningkatan produksi padi tahun ini.
Banten termasuk daerah yang diprediksi akan meraih surplus produksi tahun ini sehingga diharapkan memberikan kontribusi yang lebih besar dibanding tahun lalu. Pada 2010, Banten menempati urutan kesembilan dalam daftar daerah lumbung padi nasional dengan peningkatan produksi mencapai 10,77 dibandingkan 2009.
Tahun lalu, produksi beras Banten mencapai 2,05 juta ton GKG atau lebih tinggi dibandngkan produksi 2009 yaitu 1,85 ton GKG. Hasil tersebut yang memberikan surplus sebesar 87.003 ton atau setara pemenuhan konsumsi beras penduduk Banten sekitar 1 bulan. Hal ini dipengaruhi oleh, salah satunya, peningkatan luas panen dari 366.138 hektar pada 2009 menjadi 402.699 hektar. Hal ini selain adanya dampak upaya pemerintah melakukan perluasan lahan pertanian, juga berkat penguatan teknologi.
Dalam upaya memperkokoh ketahanan pangan Banten, pemerintah provinsi terus meningkatkan indeks pertanaman, memperkecil gagal panen akibat musibah banjir atau serangan hama dan penyakit, mencegah dampak iklim, menigkatkan kemampuan petani dalam mengendalikan hama, menjamin ketersediaan pupuk, dan lain-lain. Sasaran utamanya adalah memperkecil sawah puso.
Lewat berbagai program yang dijalankan pemerintah Provinsi, petani semakin mampu mengatasi hama dengan menyemprot insektisida tepat pada waktunya, sehingga bisa menekan jumlah padi tidak sampai mengalami puso. Pemerintah akan terus meningkatkan kualitas sumber daya mausia petani.
Para petani di Banten secara kontinyu dan bergantian akan terus dilatih cara bertanam yang baik melalui Sekolah Lapang Pengelola Tanaman Terpadu (SLPTT) yang pada tahun 2010 sudah dilatih sekitar 2.500 kelompok tani. Tahun ini, direncanakan akan dilatih petani lain dengan mengandalkan 1.025 petugas penyuluh lapangan (PPL), pengamatan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (PPOPT), pengamat benih tanaman (PBT) dan peneliti.
Selaku Gubernur, saya mengharapkan produksi beras Banten tahun ini mengalami surplus lagi sehingga tetap dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Banten bahkan memasok ke daerah lain. Saya juga akan terus memberikan dorongan terhadap berbagai upaya penerapan teknologi di bidang pertanian dan sebagainya untuk tujuan tersebut.
Keberhasilan meraih surplus produksi beras pada 2010 dan mencapai posisi kesembilan sebagai daerah lumbung padi nasional, merupakan kerja keras petani Banten serta kemauannya meningkatkan kualitas kemampuannya dalam penerapan teknologi pertanian. Bahkan Banten menerima penghargan dari Presiden SBY berupa Satyalencana Wira Karya.
Penghargaan tersebut merupakan milik seluruh pelaku pembangunan bidang pertanian di Banten dan menjadi kebanggaan bersama. Saya berharap, penghargaan itu menjadi pemacu semangat untuk meningkatkan surplus produksi padi tahun ini dan menaikkan derajat kehidupan masyarakat petani Banten.